BP Tinggalkan Target Energi Hijau, Kembali Fokus ke Fosil Demi Keuntungan

London – BP diperkirakan akan membatalkan target ekspansi energi terbarukan yang sebelumnya ditetapkan untuk 2030 dan kembali berfokus pada bahan bakar fosil. Langkah ini akan diumumkan oleh CEO BP, Murray Auchincloss, dalam pertemuan dengan investor pekan ini.

Menurut laporan Reuters, BP akan menghapus target peningkatan kapasitas energi terbarukan dari 2,5 gigawatt pada 2019 menjadi 50 gigawatt pada 2030. Selain itu, perusahaan juga akan meninjau ulang target keuntungan sebesar $49 miliar tahun ini dan menggantinya dengan proyeksi pertumbuhan tahunan.

Keputusan ini diambil di tengah tekanan kuat dari pemegang saham, terutama setelah kinerja saham BP tertinggal dibandingkan para pesaingnya dalam beberapa tahun terakhir. Nilai saham perusahaan berusia 120 tahun ini telah merosot hampir 25% dalam dua tahun terakhir.

Pada hari Rabu, dalam pertemuan investor di London, BP diperkirakan akan mengumumkan strategi baru yang mencakup penjualan aset dan pengurangan investasi rendah karbon guna menekan utang dan meningkatkan imbal hasil bagi pemegang saham.

Sebelumnya, Auchincloss telah berjanji untuk “merombak fundamental” strategi BP setelah perusahaan mencatat penurunan laba yang tajam pada 2024 menjadi $8,9 miliar, turun dari $14 miliar pada tahun sebelumnya.

Tekanan terhadap BP semakin meningkat setelah hedge fund aktivis, Elliott Management, dilaporkan mengakuisisi sekitar 5% saham perusahaan dan berpotensi mendorong perombakan besar, termasuk pergantian dewan direksi dan kemungkinan pemecahan perusahaan.

Seiring dengan strategi barunya, BP juga terus mengurangi target penurunan produksi minyak dan gas. Target pengurangan 40% yang ditetapkan pada 2020 oleh CEO sebelumnya, Bernard Looney, telah dikoreksi menjadi 25% pada 2023 dan diperkirakan akan dipangkas lebih jauh dalam pengumuman terbaru.

Langkah BP ini sejalan dengan tren industri energi global, di mana sejumlah perusahaan besar seperti Shell mulai kembali memprioritaskan minyak dan gas setelah harga bahan bakar fosil pulih dari dampak pandemi serta meningkatnya ketidakstabilan geopolitik akibat invasi Rusia ke Ukraina. Selain itu, investor semakin berorientasi pada keuntungan jangka pendek, terutama setelah terpilihnya kembali Donald Trump yang dikenal sebagai pendukung kuat industri bahan bakar fosil.

Di bawah kepemimpinan Auchincloss sejak September 2023, BP telah mengurangi investasi di sektor energi terbarukan serta melonggarkan komitmen iklimnya. Ia juga tengah menerapkan pemangkasan biaya senilai $2 miliar yang mencakup pengurangan ribuan pekerja dan pemutusan kontrak eksternal.

Meskipun BP menolak berkomentar atas spekulasi menjelang pertemuan investor, langkah perusahaan ini menandai pergeseran besar dari komitmen transisi energi yang sebelumnya digaungkan, menuju strategi yang lebih konvensional dan berorientasi pada profitabilitas. (YA)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *