Presiden Prabowo Resmikan Bank Emas Pertama di Indonesia

Jakarta – Presiden Prabowo Subianto resmi meluncurkan bank emas pertama di Indonesia, menandai babak baru dalam sistem keuangan nasional. Peresmian bullion bank ini digelar di Gade Tower, Jakarta Pusat, pada Rabu (26/2), dan dihadiri oleh sejumlah pejabat tinggi, termasuk menteri, wakil menteri, serta pemimpin industri keuangan seperti Antam, BRI, BSI, dan Pegadaian.

Dalam sambutannya, Prabowo menegaskan bahwa kehadiran bank emas merupakan tonggak bersejarah bagi Indonesia, yang kini memiliki instrumen keuangan baru untuk mengoptimalkan pengelolaan cadangan emas nasional. “Menjelang 80 tahun kemerdekaan, kita akhirnya memiliki bullion bank sendiri. Ini adalah langkah besar menuju kemandirian ekonomi,” ujar Prabowo.

Pendirian bank emas ini merupakan hasil kerja keras selama empat tahun terakhir dan tak lepas dari inisiatif yang telah digagas oleh Presiden ke-7 RI, Joko Widodo. Bank ini resmi beroperasi setelah memperoleh izin dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK), dengan PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BSI) mengantongi izin pada 12 Februari 2025, sementara Pegadaian telah lebih dahulu mendapatkan izin pada 23 Desember 2024.

Sebagai simbol peresmian, Prabowo memasukkan batangan emas ke dalam treasure box yang telah disediakan. Ia menegaskan bahwa keberadaan bullion bank ini akan memperkuat ketahanan ekonomi nasional dan membuka peluang baru dalam sektor keuangan serta industri emas.

Prabowo juga mengungkapkan bahwa produksi emas Indonesia telah meningkat dari 100 ton menjadi 160 ton per tahun. Ia optimistis bahwa dengan ekosistem yang terus diperbaiki, cadangan emas nasional akan semakin meningkat, mempercepat pertumbuhan ekonomi, dan menciptakan lapangan kerja bagi 1,8 juta orang.

“Kita harapkan ini akan meningkatkan PDB nasional hingga Rp 245 triliun serta mempercepat hilirisasi industri emas yang menjadi salah satu prioritas utama dalam Astacita Kabinet Merah Putih,” tambahnya.

Sebelumnya, Prabowo telah mengumumkan rencana pendirian bullion bank saat memaparkan kebijakan Devisa Hasil Ekspor Sumber Daya Alam di Istana Merdeka pada Senin (17/2). Menurutnya, Indonesia membutuhkan bank emas karena selama ini hasil tambang emas nasional lebih banyak diekspor tanpa memiliki penyimpanan khusus di dalam negeri.

Dengan kehadiran bullion bank, pemerintah berharap dapat mengoptimalkan potensi emas sebagai aset strategis, sekaligus memperkuat posisi Indonesia dalam ekonomi global.(YA)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *