Solo – Konflik suksesi di Keraton Kasunanan Surakarta Hadiningrat (Keraton Solo) semakin memanas.
Mahamenteri Keraton Solo, KGPA Tedjowulan melayangkan surat peringatan kepada Paku Buwono (PB) XIV Purbaya, serta memberikan peringatan lisan kepada PB XIV Mangkubumi, yang kini sama-sama mengklaim takhta.
Peringatan tersebut dikeluarkan menyusul tindakan kedua pihak yang dinilai melawan arahan pemerintah pusat, dan memperkeruh suasana di tengah masa berkabung wafatnya Paku Buwono XIII.
Peringatan Resmi Kepada PB XIV Purbaya
Tedjowulan mengirimkan peringatan tertulis bernomor 18/MM/KSSH/11-2025 kepada PB XIV Purbaya melalui Pengageng Parentah Karaton Surakarta Hadiningrat, KGPH Adp Dipokusumo.
Peringatan itu berisi penyayangan dan peringatan keras atas Pelantikan Bebadan Keraton Kasunanan Surakarta Hadiningrat yang dilakukan oleh KGPH Purboyo pada Rabu, 26 November 2025.
Menurut Tedjowulan, langkah tersebut merupakan bentuk melawan arahan Pemerintah Pusat yang sedang berupaya menyelesaikan konflik internal Keraton, sebagaimana diperkuat oleh Surat Menteri Kebudayaan nomor 10596/ML.L/KB.10.03/2025 perihal Pengelolaan Keraton Surakarta Hadiningrat.
Tedjowulan juga telah melaporkan tindakan ini kepada Kementerian Kebudayaan RI.
Peringatan Lisan Untuk PB XIV Mangkubumi
Selain surat resmi kepada PB XIV Purbaya, Tedjowulan memberikan peringatan lisan kepada PB XIV Mangkubumi setelah yang bersangkutan menobatkan diri sebagai Paku Buwono XIV.
Peringatan itu disampaikan usai Mangkubumi menemui Tedjowulan untuk memberikan keterangan.
Mangkubumi disebut menerima peringatan tersebut dengan baik, diiringi permintaan maaf dan komitmen untuk tidak mengulangi tindakan tanpa koordinasi dengan Mahamenteri. Ia juga berjanji menghormati masa berkabung 40 hari.
Upaya Mediasi Berujung Gagal
Sebelumnya, Tedjowulan berupaya mempertemukan kedua pihak yang berseteru. Namun pertemuan yang dijadwalkan di Loji Gandrung, Solo, pada Jumat (28/11/25) pekan lalu gagal total, karena pihak PB XIV Purbaya tidak hadir tanpa keterangan.
Tedjowulan menyesalkan sikap tersebut yang dinilai tidak kooperatif. Ia berencana kembali mengirimkan undangan untuk pertemuan berikutnya demi mencari titik damai.
Peringatan yang diberikan ini menjadi penegasan dari Mahamenteri Tedjowulan agar kedua kubu menahan diri, mengedepankan musyawarah, dan memprioritaskan masa depan Keraton Surakarta Hadiningrat. (Yud)





