Putrajaya, Malaysia — Setelah lima hari baku tembak sengit yang menewaskan puluhan orang dan memaksa lebih dari 300.000 warga mengungsi, Thailand dan Kamboja akhirnya menyepakati gencatan senjata tanpa syarat yang mulai berlaku pukul 00.00 waktu setempat (1700 GMT), Senin (28/07/25)
Kesepakatan ini diumumkan usai pertemuan intensif selama dua jam di kediaman resmi Perdana Menteri Malaysia Anwar Ibrahim di Putrajaya, yang juga dihadiri oleh pemimpin sementara Thailand dan PM Kamboja Hun Manet.
“Ini adalah langkah krusial menuju deeskalasi dan pemulihan keamanan kawasan,” tegas PM Anwar Ibrahim, dalam konferensi pers bersama. Sebelum Bertolak ke Indonesia Kutip Reuters.
Mediasi Dipicu Krisis Perbatasan & Tekanan Global
Konflik berdarah ini merupakan yang terparah dalam lebih dari satu dekade, dipicu oleh sengketa perbatasan yang sudah mengakar puluhan tahun.
Ketegangan melonjak sejak seorang tentara Kamboja tewas pada akhir Mei, yang disusul pengerahan artileri berat dan bahkan serangan udara F-16 oleh Thailand.
Situasi memanas hingga Thailand menarik duta besarnya dari Phnom Penh dan menuduh Kamboja menanam ranjau darat yang melukai tentaranya.
Sebaliknya, PM Hun Manet menuding Thailand telah melakukan agresi militer yang disengaja.
Di wilayah perbatasan seperti Sisaket, Thailand, rumah-rumah luluh lantak dihantam artileri. Di pengungsian, warga hidup dalam ketidakpastian.
“Saya hanya ingin pulang ke anak-anak,” kata Nong Ngarmsri, pengungsi dari desa dekat zona konflik. “Tolong hentikan tembakan, saya rindu rumah,” ceritanya kepada Reuters.
Anwar & Trump: Diplomasi Multilateral Bermain
Gencatan senjata tercapai setelah dorongan diplomatik dari Malaysia (sebagai Ketua ASEAN), serta tekanan langsung dari Presiden AS Donald Trump, yang mengancam menunda kesepakatan dagang dan memberlakukan tarif 36% atas ekspor kedua negara ke Amerika Serikat.
“Presiden Trump lah yang membuat ini terjadi. Beri dia Nobel Perdamaian!” ujar Juru Bicara Gedung Putih, Karoline Leavitt, melalui Platform X.
PM Hun Manet memuji peran Malaysia dan menyebut proposal Anwar sebagai fondasi untuk membangun kepercayaan kembali. “Kami sepakat bahwa tembakan dihentikan segera,” ujarnya.(YA)





