ROMA – Paus Fransiskus kini telah memasuki pekan ketiga di rumah sakit, terbaring akibat pneumonia ganda, dengan kondisi stabil namun belum menunjukkan perbaikan signifikan. Setelah tiga minggu menjalani perawatan intensif, Paus yang berusia 88 tahun itu memberi dunia tanda nyata tentang betapa rapuhnya kondisi kesehatannya. Keadaan ini menjadi perhatian global, mengingat Paus Fransiskus adalah pemimpin Gereja Katolik terbesar di dunia.
Pada hari Jumat, 7 Maret, Paus Fransiskus menghabiskan waktu sekitar 20 menit di kapel rumah sakit Gemelli, berdoa dan melakukan beberapa pekerjaan ringan di sela-sela istirahat serta terapi pernapasan dan fisik. Meskipun ia stabil, kenyataan bahwa Paus harus bergantung pada oksigen dengan aliran tinggi di siang hari dan ventilasi mekanik non-invasif di malam hari menjadi pengingat betapa beratnya kondisinya.
Dokter yang tidak terlibat langsung dalam perawatan Paus Fransiskus menyatakan bahwa setelah tiga minggu perawatan akut untuk pneumonia ganda, mereka berharap ada kemajuan yang signifikan, namun tidak ada tanda-tanda perbaikan besar. Bahkan, Paus semakin berisiko terinfeksi sekunder semakin lama ia tinggal di rumah sakit. Paus Fransiskus juga sempat mengalami kegagalan pernapasan akut pada awal pekan ini dan menjalani prosedur bronkoskopi untuk mengeluarkan lendir dari paru-parunya.
Dalam pernyataan yang mengejutkan, Dr. Andrew Chadwick, spesialis pernapasan dan perawatan intensif dari Oxford University Hospitals, mengungkapkan bahwa kondisi Paus kini semakin mengkhawatirkan, “Setelah tiga minggu, seharusnya ada perbaikan. Tidak dapat mengeluarkannya dari rumah sakit dalam waktu tiga minggu adalah tanda bahwa situasinya cukup serius.”
Namun, Dr. Jeffrey Millstein dari Universitas Pennsylvania menambahkan bahwa meskipun kondisi Paus tidak menunjukkan perkembangan signifikan, kemampuannya untuk bernapas dengan oksigen aliran tinggi tetap memberi harapan bahwa pemulihan, meskipun lama, masih mungkin terjadi.
Pada Kamis lalu, Paus Fransiskus memberikan tanda pertama mengenai kelemahan fisiknya melalui pesan audio yang disiarkan untuk umat di Lapangan Santo Petrus yang sedang berkumpul untuk doa rosario malam. Dalam pesan tersebut, suara Paus hampir tak terdengar jelas, dengan napas yang terengah-engah, namun ia mengucapkan terima kasih atas doa-doa yang telah diberikan untuknya.
Pesan audio tersebut menjadi sangat emosional bagi banyak orang, karena ini adalah tanda hidup pertama dari Paus sejak ia masuk rumah sakit pada 14 Februari lalu. Lebih dari sekadar ucapan terima kasih, pesan itu juga menegaskan bahwa Paus Fransiskus tidak bisa lagi berbicara dengan suara yang sama seperti biasanya, mengingatkan umat bahwa pemimpin mereka kini sedang bergulat dengan penyakit yang sangat serius.
Dengan penyakit paru-paru kronis yang dideritanya sejak muda, serta sejarah operasi pengangkatan sebagian paru-paru, kondisi Paus Fransiskus kini mengundang banyak pertanyaan tentang masa depan kepausannya. Meski begitu, yang menjadi harapan banyak orang adalah agar ia bisa terus bertahan dan pulih, perlahan, dengan setiap langkah kecil menuju pemulihan.(YA)