Jepang – Ratna Sari Dewi, atau yang lebih dikenal sebagai Dewi Soekarno, resmi melepas kewarganegaraan Indonesia untuk mencalonkan diri sebagai anggota legislatif di Jepang. Pada Rabu (12/2/2025), perempuan berusia 84 tahun itu mengumumkan pendirian partai politik bernama 12 Heiwa To sebagai bagian dari misinya memperjuangkan perlindungan hewan.
Mengutip Japan Times, nama partai tersebut berasal dari kata “heiwa” yang berarti perdamaian, sementara angka “12” diucapkan “wan-nyan”, yang merepresentasikan suara anjing dan kucing dalam bahasa Jepang. Fokus utama partai ini adalah melarang konsumsi daging anjing dan kucing serta memperkuat perlindungan terhadap hewan.
Perjalanan Hidup Dewi Soekarno
Dewi Soekarno lahir di Tokyo, Jepang, pada 6 Februari 1940 dengan nama asli Naoko Nemoto. Ia tumbuh dalam keluarga sederhana dan menempuh pendidikan dasar di Togai School Tokyo pada 1946. Perjalanannya berlanjut ke Koryo School dan Mita School dari 1952 hingga 1955.
Sejak remaja, Dewi menunjukkan minat besar dalam seni dan sastra, yang membawanya ke dunia hiburan Jepang. Sebelum dikenal sebagai istri Presiden Soekarno, ia memulai karier sebagai pramuniaga di sebuah perusahaan asuransi jiwa di Chiyoda. Namun, kecintaannya pada seni mendorongnya masuk ke industri hiburan. Ia debut sebagai aktris dalam drama produksi Sishere Hayakawa Art Production dan kerap tampil di pentas teater terkemuka di Tokyo. Demi mendukung kariernya, ia memutuskan belajar Bahasa Inggris—keputusan yang akhirnya mengubah hidupnya.
Pertemuannya dengan Presiden Soekarno menjadi awal babak baru dalam kehidupannya. Pada 3 Maret 1962, ia menikah dengan Soekarno dan mendapat nama Ratna Sari Dewi. Pernikahan tersebut menjadikannya istri keenam sang proklamator. Dari pernikahan itu, mereka dikaruniai seorang putri bernama Kartika Sari Dewi. Sebagai istri seorang kepala negara, Dewi sering mendampingi Soekarno dalam berbagai kegiatan kenegaraan dan menjadi bagian dari sejarah Indonesia.
Setelah kejatuhan Soekarno, Dewi menjalani kehidupan di luar Indonesia dan menetap di berbagai negara, termasuk Jepang dan Prancis. Setelah menjadi warga negara Indonesia selama 63 tahun, ia akhirnya memutuskan untuk melepas status WNI dan kembali menjadi warga negara Jepang sebagai bagian dari ambisinya di dunia politik Jepang.
Dalam konferensi pers di Tokyo, Dewi menegaskan bahwa prioritas utama partainya adalah pemberlakuan undang-undang yang melarang konsumsi daging anjing dan kucing. Partai 12 Heiwa To juga berencana membentuk lembaga khusus untuk mengawasi kasus penyiksaan hewan serta memperberat hukuman bagi pelaku.
Target Politik Dewi Soekarno
Shinnosuke Fujikawa, juru kampanye partai, menyatakan bahwa target mereka adalah memenangkan setidaknya dua hingga tiga kursi di Majelis Tinggi Jepang. Dengan langkah besar ini, Dewi Soekarno kembali menjadi sorotan, tidak hanya sebagai bagian dari sejarah Indonesia, tetapi juga sebagai figur yang kini berjuang di panggung politik Jepang demi perlindungan hewan. (*)