Washington – Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, kembali menggencarkan upaya pembatasan ekspor semikonduktor ke China dengan alasan keamanan nasional. Dalam pernyataannya baru-baru ini, Trump menekankan perlunya membatasi akses China terhadap teknologi chip canggih yang dapat memperkuat kapabilitas militer dan teknologinya.
Strategi ini bertujuan untuk menekan kemajuan teknologi China, terutama dalam kecerdasan buatan dan aplikasi militer yang bergantung pada chip mutakhir. Langkah tersebut mencakup pengetatan kontrol ekspor bagi perusahaan-perusahaan seperti Nvidia dan menekan sekutu utama, seperti Jepang dan Belanda, agar sejalan dengan kebijakan AS. Diskusi telah berlangsung dengan pemerintah Jepang dan Belanda terkait pembatasan pemeliharaan peralatan semikonduktor di China oleh perusahaan seperti Tokyo Electron dan ASML, yang dapat menghambat kemampuan manufaktur chip di negara tersebut.
Pernyataan Trump muncul di tengah kekhawatiran bipartisan di Washington atas pesatnya perkembangan China dalam kecerdasan buatan, komputasi kuantum, dan teknologi maju lainnya. Legislator AS semakin mendorong pembatasan ekspor yang lebih ketat serta langkah-langkah untuk melindungi industri strategis Amerika.
Selain itu, Trump juga menekankan pentingnya memperkuat manufaktur semikonduktor dalam negeri guna mengurangi ketergantungan pada rantai pasok asing yang dinilai rentan dalam situasi geopolitik yang bergejolak. Ia mendesak pembuat kebijakan untuk meningkatkan investasi dalam penelitian dan pengembangan serta memberikan insentif bagi perusahaan AS agar memperluas kapasitas produksinya.
“Kita harus memastikan bahwa Amerika Serikat tetap menjadi pemimpin global dalam inovasi dan teknologi,” ujar Trump, menegaskan bahwa industri semikonduktor yang kuat tidak hanya penting untuk pertumbuhan ekonomi tetapi juga untuk pertahanan nasional. (YA)