Sragen — Modernisasi sektor pertanian di Indonesia terus menunjukkan hasil nyata.
Dalam kunjungan kerja ke Sragen, Jawa Tengah, Menteri Komunikasi & Digital (Menkomdigi), Meutya Hafid menyoroti penerapan teknologi Kecerdasan Buatan (Artificial Intelligence/AI) dan Internet of Things (IoT) yang terbukti mampu menghemat penggunaan pupuk hingga 50 persen tanpa menurunkan hasil panen.
“Melalui teknologi digital, petani kini dapat memantau kondisi tanah dan kebutuhan pupuk secara langsung,” ujar Meutya Hafid saat meninjau lokasi panen padi dan melon, Kamis (06/11/25).
Menurut data lapangan yang dikumpulkan sejak Mei 2025 oleh Komdigi, penerapan sistem berbasis AI dan IoT membantu petani mengefisienkan biaya operasional sekaligus meningkatkan produktivitas.
Sensor tanah dan sistem analitik otomatis, memungkinkan petani menyesuaikan takaran pupuk dan air sesuai kebutuhan tanaman secara real-time.
“Setelah berbincang dengan para petani, setelah menggunakan Internet of Things (IoT) dan kecerdasan artificial sederhana ini, sudah mampu mengurangi pemakaian pupuk sekitar 40 sampai 50 persen, dengan produktivitas yang juga meningkat, emisi karbon yang lebih rendah,” jelas Menkomdigi.
Program digitalisasi pertanian ini merupakan hasil kolaborasi antara Kementerian Komunikasi dan Digital, Kementerian Pertanian, serta dua perusahaan teknologi lokal.
Inovasi ini sejalan dengan visi Presiden Prabowo Subianto untuk memperkuat kemandirian pangan nasional melalui transformasi digital.
Selain membantu efisiensi biaya, teknologi ini juga mendorong praktik pertanian berkelanjutan. Penggunaan pupuk yang lebih hemat menekan dampak lingkungan dan emisi karbon dari aktivitas pertanian.
“Transformasi digital di sektor pertanian bukan hanya tentang efisiensi, tapi juga keberlanjutan dan kemandirian pangan. Ini langkah nyata menuju pertanian masa depan,” kata Meutya menegaskan.(NR)
