Sumatra – Operasi kemanusiaan besar-besaran terus digencarkan, pascabencana banjir bandang dan tanah longsor dahsyat di tiga provinsi di Pulau Sumatra.
Hingga Kamis (11/12/25), berdasarkan Data BNPB total korban jiwa yang tercatat mencapai 969 orang.
Sementara bantuan logistik vital dari berbagai pihak kini telah didistribusikan oleh Tentara Nasional Indonesia (TNI), menggunakan puluhan alat utama sistem persenjataan (alutsista) mereka.
Wakil Kepala Pusat Penerangan (Wakapuspen) TNI, Brigjen Osmar Silalahi mengungkapkan bahwa pihaknya telah menyalurkan sebanyak 2.190,41 ton bantuan logistik ke wilayah terdampak di Aceh, Sumatra Utara, dan Sumatra Barat.
Bantuan ini merupakan gabungan dari pemerintah, pihak swasta, organisasi masyarakat, hingga lembaga lainnya.
Proses pengiriman logistik masif ini dilakukan melalui berbagai jalur, darat, laut, dan udara, demi menjangkau daerah-daerah yang terisolasi. TNI mengerahkan total 76 alutsista untuk menjamin bantuan sampai ke tangan korban.
“Kita sudah kirimkan dengan alutsista darat, laut maupun udara,” kata Brigjen TNI Osmar Silalahi di Jakarta, Kamis (11/12/25).
Pengiriman Bantuan Menggunakan Alutsista
Distribusi logistik yang mencapai ribuan ton ini menuntut pengerahan armada militer secara optimal.
Pengiriman dilakukan mulai dari metode airdrop (jatuhkan dari udara) dan helibox, menggunakan pesawat angkut berat seperti Hercules, Cassa, atau CN yang mendarat di bandara sebagai posko logistik utama.

Dari posko logistik, distribusi dilanjutkan ke wilayah terpencil yang terisolasi. TNI mengerahkan berbagai jenis helikopter, baik dari Angkatan Darat (AD), Angkatan Udara (AU), maupun Angkatan Laut (AL), untuk membawa logistik secara cepat kepada korban.
Jalur laut juga menjadi kunci. TNI AL mengerahkan:
- Kapal Perang Republik Indonesia (KRI) angkut untuk membawa muatan besar.
- KRI tanker untuk mengangkut Bahan Bakar Minyak (BBM).
- KRI rumah sakit yang juga berfungsi sebagai pusat bantuan medis dan logistik.
Kapal-kapal ini menyisir perairan untuk memastikan logistik tiba di wilayah Sumatera Utara, Sumatera Barat, dan Aceh.
Alutsista Aktif Beroperasi
Brigjen TNI Osmar Silalahi merinci armada yang dikerahkan. Total 76 alutsista saat ini masih aktif beroperasi mengantar logistik ke wilayah Sumatera, terdiri dari:
- 23 pesawat angkut
- 35 helikopter
- 16 KRI
- 3 Kapal ADRI (Angkatan Darat Republik Indonesia)
Pihaknya juga membuka kemungkinan penambahan armada jika kondisi di lapangan memang membutuhkan dukungan lebih lanjut. Upaya ini diharapkan dapat memaksimalkan proses pemulihan pascabencana.
969 Korban Jiwa & Kerusakan Parah
Sementara upaya bantuan logistik terus berjalan, data dari Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) hingga Kamis (11/12/25) pagi menyajikan gambaran kerugian yang memilukan.

Bencana yang terjadi sejak akhir November 2025 itu telah menelan korban jiwa mencapai 969 orang. Selain itu, tercatat pula:
- 252 orang masih dinyatakan hilang.
- Lebih dari 5.000 warga mengalami luka-luka.
Kerusakan infrastruktur akibat bencana dahsyat ini pun sangat parah. BNPB mencatat hingga kini 158.000 unit rumah rusak. Bencana ini berdampak pada 52 kabupaten dan kota di tiga provinsi tersebut.
Kerusakan fasilitas publik juga melumpuhkan aktivitas warga. Dilaporkan sebanyak 1.200 fasilitas umum rusak, termasuk 219 fasilitas kesehatan, 581 fasilitas pendidikan, 434 rumah ibadah, 290 gedung perkantoran, dan yang krusial, 498 jembatan yang putus atau tidak berfungsi, menjadi penyebab utama banyak wilayah terisolasi.
Peta Dampak Tiga Provinsi
Data korban meninggal menunjukkan bahwa Aceh menjadi provinsi dengan angka tertinggi, mencapai 391 orang, dan 31 lainnya masih hilang.
Banyak wilayah di Aceh yang terisolasi, karena putusnya akses jembatan dan jalur darat yang tak bisa dilewati.

Di Sumatra Utara, BNPB melaporkan 338 korban meninggal dan 138 orang hilang. Bencana banjir bandang yang datang tiba-tiba menjadi tantangan besar dalam proses evakuasi.
Sementara di Sumatera Barat, tercatat 238 korban meninggal dan 93 orang hilang. Secara spesifik di tingkat kabupaten/kota, daerah dengan korban meninggal terbanyak adalah:
- Kabupaten Agam (Sumatera Barat): 181 orang.
- Aceh Utara: 138 korban meninggal.
- Tapanuli Tengah: 110 korban meninggal.
Jumlah korban ini diperkirakan masih dapat bertambah seiring tim SAR gabungan, TNI/Polri, relawan, dan masyarakat terus melakukan pencarian di lokasi terdampak.(NR)





