Boikot Israel Menggema di Sepakbola Eropa, Bagaimana UEFA & FIFA ?

Pakar Hukum Desak UEFA Larang Israel Bertanding, Sebut 'Tangan UEFA Berlumuran Darah' Jika Abai Tragedi Gaza

Paris, Prancis – Desakan kuat untuk mengambil tindakan tegas terhadap Israel, kini menggema di dunia sepakbola.

Lebih dari 30 ahli hukum terkemuka mendesak Uni Sepakbola Eropa (UEFA), untuk melarang Israel dan klubnya berpartisipasi dalam kompetisi.

Dalam sebuah surat yang dikirimkan kepada Presiden UEFA, Aleksander Ceferin, para pakar hukum menekankan bahwa larangan ini “mutlak diperlukan” setelah tim investigasi PBB mengonfirmasi Israel melakukan genosida terhadap warga Palestina.

Surat tersebut mendesak UEFA dan anggotanya untuk “memenuhi kewajiban hukum dan moral mereka untuk menjunjung tinggi hukum internasional, dan melanjutkan dengan larangan sepakbola Israel secara segera dan total.”

Berdasarkan laporan Al Jazeera, desakan ini mencuat setelah Israel melancarkan serangan militer brutal di Gaza, sejak Oktober 2023 yang telah menewaskan lebih dari 66.000 orang.

Serangan ini juga menghancurkan sebagian besar infrastruktur di Gaza, termasuk fasilitas olahraga.

  • Olahraga Jadi Korban: Hancurnya Impian Sepakbola di Gaza
    Surat tersebut menyoroti dampak mengerikan serangan Israel terhadap dunia olahraga di Gaza. Berdasarkan data federasi Sepakbola Palestina, tercatat setidaknya 421 pemain sepak bola Palestina tewas sejak serangan dimulai. Kampanye pengeboman Israel, menurut surat itu, secara “sistematis menghancurkan infrastruktur sepakbola Gaza.”
  • FIFA dan UEFA dalam posisi sulit: Kritik tajam datang dari Craig Mokhiber, mantan direktur kantor PBB di New York. Menurutnya, membiarkan negara yang melakukan genosida berpartisipasi dalam olahraga sama saja dengan “normalisasi” tindakan tersebut, yang merupakan “tindakan keterlibatan.”
  • Momentum Boikot Terus Menguat: Di tengah serangan Israel yang terus berlanjut, seruan untuk mengucilkan Israel dari dunia sepakbola semakin menguat. Fans sepakbola dari Glasgow hingga Paris, Roma, dan Bilbao telah mengibarkan bendera Palestina sebagai bentuk solidaritas terhadap Gaza.

Desakan Melarang Israel

Saat serangan di Gaza berlanjut, tim nasional Israel berpartisipasi dalam kualifikasi Piala Dunia Zona Eropa, dan klub-klubnya berkompetisi di turnamen kontinental UEFA, dengan Maccabi Tel Aviv FC tampil di Liga Europa musim ini.

Tetapi seruan untuk mengucilkan Israel dari sepakbola dunia, telah mendapatkan momentum dalam beberapa bulan terakhir.

  • Salah satu seruan tersebut datang dari UEFA sendiri. Federasi tersebut menerbitkan foto mendiang pemain sepakbola palestina Suleiman al-Obeid yang tewas dalam serangan udara Agustus lalu,  seruan agar kekerasan diakhiri terlihat di  platform media sosial X UEFA  dengan tulisan : “Selamat jalan untuk Suleiman al-Obeid, ‘Pele Palestina’. Bakat yang memberi harapan kepada banyak anak, bahkan di saat-saat tergelap.”
  • Bintang Liverpool Mohamed Salah mengkritik UEFA karena gagal menyebutkan siapa yang membunuhnya. “Bisakah Anda beritahu kami bagaimana dia meninggal, di mana, dan mengapa?” tulis Salah dalam tanggapan.
  • UEFA Super Cup menampilkan spanduk yang bertuliskan: “Hentikan pembunuhan warga sipil. Hentikan pembunuhan anak-anak.”
  • UEFA Foundation juga memasukkan dua anak pengungsi Palestina dalam upacara penyerahan medali.

Menurut beberapa laporan berita dari Eropa, UEFA akan memilih untuk menangguhkan Israel segera, tetapi langkah itu ditunda setelah Presiden Amerika Serikat Donald Trump merilis rencana gencatan senjata untuk Gaza.

Presiden AS Donald Trump dan presiden FIFA Gianni Infantino – Foto: Dok. Reuters

Sekutu utama Israel, Amerika Serikat menjadi tuan rumah bersama Piala Dunia tahun depan, dan Presiden Trump telah bersahabat dengan Presiden FIFA Gianni Infantino.

Mengingat hubungan hangat para pemimpin, Ashish Prashar, Direktur Kampanye mengatakan dia tidak optimis bahwa federasi internasional akan mengambil langkah melawan Israel.

Tetapi dia menambahkan bahwa negara-negara individu dapat memaksa FIFA, jika mereka mengumumkan boikot terhadap Israel.

Pada hari Kamis (03/10/25) , Infantino menyarankan bahwa FIFA belum siap untuk menghukum sekutu AS.

“FIFA tidak dapat menyelesaikan masalah geopolitik, tetapi dapat dan harus mempromosikan sepakbola di seluruh dunia dengan memanfaatkan nilai-nilai pemersatu, pendidikan, budaya, dan kemanusiaannya,” katanya dikutip Al Jazeera.

Sementara Mokhiber, mantan ahli PBB, menambahkan  sepakbola harus menyatukan orang-orang di sekitar nilai-nilai positif, bukan di sekitar negara yang melakukan genosida.

“Kami tahu betul seberapa dekat Infantino dengan Donald Trump,” kata Mokhiber. “Saya sama sekali tidak terkejut dia akan membuat pernyataan semacam itu. Saya akan memintanya untuk melihat buku-buku sejarahnya dan melihat bahwa larangan dan boikot dalam sepakbola telah menjadi bagian dari FIFA sejak awal.”

Prashar juga mencatat preseden sejarah dan mempertanyakan di mana FIFA akan menarik garis.

“Gianni Infantino menormalkan genosida,” katanya kepada Al Jazeera. “Apakah dia akan membiarkan Nazi Jerman bermain saat mereka melakukan genosida? Itulah pertanyaan yang akan saya tanyakan kepadanya.”

FIFA dan UEFA tidak menanggapi permintaan komentar Al Jazeera pada saat publikasi. (YA)

banner 400x130

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *