China Keluarkan Visa Khusus Untuk Talenta Teknologi Asing, Warga Lokal Marah!

Langkah Berani China Pikat Insinyur Luar Negeri, Picu Kekhawatiran Soal Persaingan Kerja di Tengah Pasar Yang Melambat

Beijing, China – Tiongkok secara mengejutkan meluncurkan visa baru, yang menargetkan profesional asing di bidang sains dan teknologi.

Visa yang dijuluki Visa K ini awalnya kurang mendapat sorotan, namun kini memicu gelombang kemarahan publik.

Warga Tionghoa khawatir kebijakan ini akan memperketat persaingan kerja, di tengah situasi ekonomi yang sedang melambat.

Kekhawatiran ini mencuat setelah sebuah media India menyebut Visa K sebagai “H-1B-nya China,” merujuk pada visa kerja populer di Amerika Serikat yang didominasi oleh warga India.

Laporan tersebut langsung menjadi viral di China, memicu diskusi panas di media sosial, terutama Weibo. Mayoritas komentar yang muncul mengungkapkan kekecewaan dan kemarahan.

“Kita sudah punya begitu banyak sarjana, apalagi yang bergelar magister dan doktor. Kita sudah surplus talenta domestik, kenapa sekarang malah mendatangkan lulusan asing ?” tulis seorang pengguna Weibo.

Komentar lain menyoroti rasa tidak adil, “Sudah banyak program baru yang memaksa mahasiswa kita bersaing satu sama lain, tapi pada akhirnya, tidak ada yang bisa mengalahkan paspor asing.”

Mengapa Visa K Kontroversial ?

Visa K memungkinkan para profesional asing di bidang STEM Science (Sains), Teknologi (Technology), Engineering (Teknik), dan Mathematics (Matematika), untuk masuk dan tinggal di China.

Pemerintah China berinvestasi di bidang STEM – Foto: Dok. BBC News

Hal yang paling membedakan adalah pelamar tidak memerlukan dukungan dari perusahaan lokal, untuk mendapatkan visa ini. Mereka juga menikmati fleksibilitas lebih besar dalam hal masa berlaku dan durasi tinggal.

Namun, pemerintah belum secara jelas menjelaskan apakah visa ini juga berfungsi sebagai izin kerja, yang menjadi poin utama kecemasan warga.

  • Persaingan Ketat di Pasar Kerja: Tingkat pengangguran, terutama di kalangan lulusan muda, sedang menjadi isu sensitif di China. Banyak warga khawatir Visa K akan mengundang lebih banyak pesaing dari luar negeri, membuat peluang kerja bagi warga lokal semakin kecil.
  • Sentimen Nasionalis & Xenofobia: Laporan dari media India memicu gelombang komentar xenofobia dan rasis. Banyak di antaranya secara spesifik menargetkan warga negara India, mencerminkan ketegangan tersembunyi.
  • Kurangnya Kejelasan Informasi: Media pemerintah, seperti Global Times dan People’s Daily, mencoba menenangkan publik dengan menyatakan Visa K bukanlah izin kerja sederhana. Namun, mereka gagal memberikan rincian konkret tentang ruang lingkup aktivitas yang diizinkan, sehingga kecemasan publik tidak mereda.
China berharap dapat menarik lebih banyak talenta muda di bidang teknologi inti melalui program visa baru – Foto: Dok. Reuters

Pencarian Talenta Global

Di sisi lain, media pemerintah berpendapat bahwa visa ini adalah langkah strategis China, untuk menarik talenta global.

“Saat China melangkah ke panggung global, negara ini lebih haus akan talenta daripada sebelumnya,” tulis sebuah artikel di People’s Daily.

Pemerintah China menyebutkan bahwa pemohon harus lulus dari universitas ternama, dan memiliki gelar sarjana atau lebih tinggi di bidang STEM.

Namun, mereka belum merinci universitas mana yang memenuhi kriteria tersebut, sehingga menimbulkan lebih banyak pertanyaan.

Berdasarlan pantauan BBC News, hingga saat ini, Kementerian Luar Negeri China menyatakan bahwa rincian lebih lanjut akan diumumkan oleh kedutaan dan konsulat China di luar negeri, tanpa memberikan tenggat waktu yang jelas. (YA)

banner 400x130

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *