Jakarta — Di hadapan ratusan pemimpin industri, praktisi, dan talenta muda, DNA (Digital Hub Next Action) Master Class 2025 kembali digelar pada Rabu (20/08/25), di Grand Hyatt, Jakarta.
Acara visioner ini tidak hanya menandai komitmen Digital Hub untuk membangun ekosistem teknologi yang kuat, tetapi juga menjadi panggung bagi perbincangan penting mengenai masa depan yang dibangun di atas fondasi kolaborasi manusia dan kecerdasan buatan.
Di tengah acara DNA Master Class 2025, perhatian seluruh hadirin tertuju pada pidato pembukaan dari Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan, Pratikno.
Pratikno menyuarakan sebuah visi yang lebih mendalam: menggunakan kecerdasan buatan (AI) sebagai alat untuk mencapai keadilan sosial dan kesejahteraan bagi seluruh rakyat Indonesia.
Ia menggambarkan sebuah masa depan di mana AI bukan hanya dinikmati oleh segelintir elite, melainkan menjadi pilar utama pembangunan yang inklusif. Ia memaparkan berbagai aplikasi nyata yang dapat dicapai, di antaranya:
- Membantu petani mengoptimalkan hasil panen melalui analisis prediktif cuaca dan kondisi tanah.
- Memberdayakan nelayan dengan memprediksi pola migrasi ikan dan kondisi laut yang optimal.
- Meningkatkan daya saing UMKM di pasar global melalui alat-alat yang sebelumnya hanya dapat diakses oleh korporasi besar.
- Meningkatkan aksesibilitas layanan bagi para penyandang disabilitas.
- Mempermudah akses pendidikan berkualitas bagi anak-anak di daerah terpencil.
- Mempercepat diagnosis medis di puskesmas yang berada di garda terdepan pelayanan kepada masyarakat.
- Mentransformasi pelayanan publik menjadi lebih efisien, lebih responsif terhadap kebutuhan rakyat.

“Inilah visi AI yang kita perjuangkan,” ujar Pratikno. “AI yang inklusif, AI yang merangkul, AI yang menjamin agar tidak ada yang terpinggirkan dari arus utama pembangunan ini.”
Laboratorium Kolaborasi Untuk Indonesia
Pratikno menegaskan bahwa DNA Master Class 2025 bukanlah sekadar forum diskusi teknologi. Ia menyebutnya sebagai “laboratorium kolaborasi untuk merancang masa depan Indonesia yang lebih adil dan lebih sejahtera.”
Melalui pilar acara seperti AI-powered masterclass, innovation summit, dan future hub, Menko PMK, Pratikno mengajak seluruh pemangku kepentingan untuk tidak hanya berbagi pengetahuan, tetapi juga membangun ekosistem AI yang berakar pada nilai-nilai kemanusiaan.
“Mari kita pastikan bahwa setiap inovasi AI yang kita kembangkan, setiap kebijakan yang kita luluskan, dan setiap kemitraan strategis yang kita bangun, selalu berpihak kepada mereka yang marjinal, kepada mereka yang rentan, kepada mereka yang sangat membutuhkan untuk hidup lebih sejahtera,” tegas Pratikno.
Irawan Harahap, CEO Digital Tech Ecosystem and Development Sinar Mas Land menyatakan dukungannya untuk visi yang diberikan Menko PMK.
“Kami sangat bangga menjadi bagian dari inisiatif visioner ini. DNA Master Class 2025 adalah wadah konkret bagi kami dan seluruh mitra untuk menerjemahkan visi AI yang inklusif menjadi aksi nyata. Kami meyakini bahwa dengan menyatukan talenta, ide, dan teknologi, kita dapat membangun ekosistem yang tidak hanya inovatif, tetapi juga berkeadilan dan bermanfaat bagi semua lapisan masyarakat,” ujar Irawan.
Pada akhirnya, Pratikno menutup dengan sebuah ajakan yang kuat.
“Indonesia memiliki kesempatan emas untuk menjadi pionir AI yang berpihak kepada kemanusiaan, bukan sekadar canggih dalam algoritma, melainkan bijak dalam implementasinya. Mari kita manfaatkan momentum DNA Master Class ini untuk closing the gap antara yang bawah dengan yang atas,” tutup Pratikno.

Selain menko PMK, turut hadir dan memberikan sambutan dalam acara ini adalah Edwin Hidayat Abdullah, Direktur Jenderal Ekosistem Digital Kementerian Komunikasi dan Digital, serta Ferdinand Sadeli, Deputy Group CEO Investment International Tech & Emerging Sinar Mas Land, yang menyuarakan optimisme akan potensi luar biasa AI untuk memajukan bangsa.
DNA Master Class 2025 kali ini menjadi lebih dari sekadar forum teknologi. Ia adalah sebuah langkah awal yang konkret untuk mewujudkan AI yang tidak hanya cerdas secara komputasi, tetapi juga adil dalam distribusi manfaatnya. (*)
Baca juga :





