Jakarta – Senin 16 Juni 2025, suasana pasar keuangan global kembali bergolak. Bukan karena data ekonomi semata, tapi dentuman rudal di Timur Tengah.
Ketegangan militer antara Israel dan Iran memicu kepanikan investor global dan seperti hukum lama pasar: ketika dunia membara, emas bersinar.

Harga emas melonjak hampir menyentuh rekor tertingginya. Melansir Bloomberg, logam mulia ini naik 0,6% ke US$3.450 per troy ounce, hanya terpaut tipis dari puncaknya pada April lalu.
Di pasar spot, emas menguat 0,4% ke US$3.446,77, sementara emas berjangka di Comex AS naik 0,43% ke US$2.467,6 per troy ounce.
Apa yang sebenarnya mendorong reli luar biasa ini?
Konflik Militer Picu Pelarian ke Safe Haven
Sepanjang akhir pekan, Timur Tengah kembali panas. Israel dan Iran saling meluncurkan rudal dan drone.
Dampaknya bukan hanya terasa di medan tempur, tapi juga di pasar global khususnya sektor energi dan keuangan.
“Setiap eskalasi konflik di kawasan ini menimbulkan kekhawatiran terhadap pasokan minyak dan jalur distribusinya. Investor langsung beralih ke aset safe haven seperti emas,” ujar Craig Erlam, analis senior di OANDA, dikutip dari Bloomberg.
Data Ekonomi AS Melemah, Suku Bunga Diprediksi Turun
Reli emas juga ditopang oleh pelemahan data ekonomi Amerika Serikat. Inflasi yang menurun dan laporan ketenagakerjaan yang lesu membuat pasar berspekulasi bahwa Federal Reserve akan segera memangkas suku bunga.
Suku bunga rendah berarti daya tarik emas meningkat. Berbeda dengan deposito atau obligasi, emas tidak memberikan bunga. Maka, ketika bunga turun, emas menjadi alternatif investasi yang lebih menarik.
De-dolarisasi Global: Emas Jadi Pilihan Bank Sentral
Tren de-dolarisasi turut memperkuat permintaan emas. Sejak awal 2025, banyak bank sentral dunia mulai mengurangi ketergantungan terhadap dolar AS, dan memilih menambah cadangan emas.
Menurut data dari World Gold Council, pembelian emas oleh bank sentral global meningkat 8% sepanjang kuartal pertama 2025 dibanding periode yang sama tahun sebelumnya.
“Perubahan geopolitik dan tren global saat ini mendorong diversifikasi cadangan devisa. Emas menjadi aset strategis dalam menghadapi ketidakpastian global,” terang Shaokai Fan, Head of Central Banks World Gold Council.
Kinerja Emas 2025: Naik Lebih dari 30%!
Sejauh ini, emas telah menguat lebih dari 30% sepanjang 2025. Kinerja ini melampaui banyak instrumen investasi lain, termasuk saham dan mata uang kripto.
Kenaikan paling signifikan terjadi pada Jumat lalu (13/6), ketika harga emas melonjak 1,4% hanya dalam sehari, dipicu oleh kombinasi kekhawatiran ekonomi dan ekspektasi penurunan suku bunga.
Dengan tensi geopolitik yang belum mereda, data ekonomi yang lemah, serta tren bank sentral yang terus memborong emas, bukan tidak mungkin harga emas akan menembus US$3.500 dalam waktu dekat.
Namun, seperti biasa, investor perlu tetap waspada. Harga emas bisa sangat volatil, terutama jika terjadi perubahan mendadak dalam arah kebijakan The Fed atau meredanya konflik Timur Tengah.
Untuk saat ini, satu hal pasti: ketika dunia tidak pasti, emas tetap jadi tempat berlindung yang paling bersinar. (YA)





