Hagia Sophia Dijaga AI: Begini Cara Turki Lestarikan Sejarahnya!

Transformasi Spektakuler: Bagaimana Otak Buatan Menjaga Jantung Sejarah Turki Sambil Membuka Pintu bagi Dunia!

Istanbul, Turki– Di jantung kota Istanbul, Turki, berdiri megah sebuah mahakarya arsitektur yang telah menyaksikan pasang surut peradaban selama lebih dari 1.500 tahun: Hagia Sophia.

Bangunan ini bukan sekadar batu dan semen; ia adalah kapsul waktu yang menyimpan bisikan sejarah, dari katedral agung Bizantium hingga masjid kekaisaran Ottoman, dan kini kembali berfungsi sebagai masjid, menyambut jutaan jiwa dari seluruh penjuru dunia.

Namun, bagaimana sebuah struktur kuno bisa bertahan di tengah hiruk pikuk modernitas tanpa kehilangan pesona dan integritasnya ?

Jawabannya ada pada perpaduan antara kebijaksanaan masa lalu dan kecanggihan masa depan: kecerdasan buatan (AI).

Bayangkan sebuah penjaga tak terlihat, sebuah otak digital yang bekerja tanpa henti, memindai setiap sudut, setiap detail, setiap potensi ancaman. Ini bukanlah fiksi ilmiah, melainkan kenyataan di Hagia Sophia.

Sistem berbasis AI kini menjadi benteng pertahanan utama, melindungi setiap jengkal warisan berharga ini.

Ratusan kamera pengawas yang ditingkatkan kini menjadi “mata” Hagia Sophia, terhubung ke sistem pusat yang mampu mendeteksi pelanggaran atau masuk tanpa izin ke area terlarang.

Ini memungkinkan petugas keamanan untuk bertindak cepat, mencegah kerusakan potensial pada bangunan yang telah berdiri teguh melewati tiga kali pembangunan ulang, dan berdiri kuat selama 15 abad.

Foto: Dok. The National

Namun, inovasi ini tak hanya tentang perlindungan. Hagia Sophia kini juga lebih “ramah” bagi para pengunjung. Sejak Januari 2024, lantai galeri dilengkapi dengan sistem pemandu audio canggih yang tersedia dalam 23 bahasa!

Para pelancong kini bisa menyelami setiap cerita, setiap detail arsitektur, dan setiap mozaik Bizantium tanpa mengganggu kekhusyukan mereka yang sedang beribadah.

Sejarah Dalam Balutan Teknologi

  • Perlindungan Berbasis AI: Sistem AI dengan ratusan kamera pengawas canggih kini menjadi garda terdepan dalam mendeteksi dan mencegah potensi kerusakan atau akses tidak sah di Hagia Sophia, memastikan integritas struktural bangunan.
  • Aksesibilitas Multibahasa: Sejak Januari 2024, tersedia sistem pemandu audio dalam 23 bahasa di lantai galeri, memungkinkan pengunjung dari berbagai negara memahami sejarah dan arsitektur Hagia Sophia secara mendalam tanpa mengganggu kegiatan ibadah.
  • Transformasi dan Pengelolaan: Setelah 86 tahun menjadi museum, Hagia Sophia kembali difungsikan sebagai masjid pada 10 Juli 2020, dan sejak itu telah menarik sekitar 40 juta pengunjung dalam lima tahun.
  • Restorasi dan Inovasi Digital: Proyek restorasi terus berlanjut di berbagai area, termasuk pembuatan “kembaran digital” Hagia Sophia untuk mendukung perencanaan konservasi jangka panjang.

Ini adalah harmoni sempurna antara pelestarian sejarah dan aksesibilitas modern, sebuah langkah maju yang signifikan dalam bagaimana kita berinteraksi dengan situs warisan dunia.

Menurut Levent Cetin, Wakil Direktur Regional Pertama Yayasan Istanbul kepada Turkey News, Hagia Sophia telah menyambut sekitar 40 juta pengunjung dalam lima tahun terakhir sejak dibuka kembali untuk ibadah.

“Angka ini membuktikan betapa vitalnya menjaga keseimbangan antara spiritualitas dan daya tarik pariwisata. Proyek restorasi pun terus berjalan, dari halaman, makam Ottoman, hingga sekolah dasar dan rumah penunjuk waktu.”

Bahkan, “kembaran digital” atau digital twin Hagia Sophia telah dibuat untuk mendukung perencanaan dan konservasi di masa depan.

Ini adalah bukti komitmen Turki untuk memastikan Hagia Sophia akan terus berdiri kokoh dan bercerita untuk ribuan tahun mendatang.(YA)

banner 400x130

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *