Ironis Banget: Ketika AI Microsoft Memecat Penciptanya! Ini Akhir Dunia Kerja ?

Microsoft Pecat Ratusan Insinyur AI, Lalu Diganti Sama 'AI' Buatan Insinyur yang Mereka Pecat!

Washington, AS – Sobat, coba deh ngaku, siapa yang sehari-hari udah akrab banget sama yang namanya AI ?

Dari sekadar bikin caption lucu di Instagram, mendesain gambar, edit video, sampai ngehidupin manusia virtual, AI udah jadi bagian hidup kita.

Gimana gak, di medsos aja AI lagi hype banget, kayak seleb baru yang lagi naik daun! Wajar dong kalau kita mikir, “Wah, enak juga ya kalau AI yang ngerjain kerjaan kita yang ribet-ribet ?”

Kita bisa santai-santai, liburan, rebahan, sementara AI yang sibuk ngurusin segala hal yang bikin pening kepala. Tapi, dengerin baik-baik ya, ini nih yang bikin hati dag dig dug: Ide enak-enakan itu ternyata ada bahayanya!

AI Bukan Turun dari Pohon Bambu Sob!

Coba deh kita jujur. AI itu teknologi, guys. Sama kayak smartphone atau motor listrik yang kita pake.

Di baliknya, pasti ada manusia-manusia cerdas, para insinyur yang ngoprek kode, nulis algoritma, dan bikin AI itu bisa jalan lancar jaya.

Nah, kita semuanya pasti tahu banget dong sama Microsoft ? Perusahaan teknologi raksasa yang logonya sering nongol di laptop kita ini, jelas banget gak mau ketinggalan tren AI.

Mereka investasinya gede gedean di AI, sampai kerjasama dengan OpenAI, si pembuat ChatGPT yang lagi viral itu.

Menurut laporan dari The Information, Wakil Presiden Microsoft, Jeff Hulse udah ngasih arahan ke timnya, “Pakai chatbot bertenaga OpenAI untuk hasilin coding sampai 50 persen!”

Ini jelas peningkatan yang lumayan drastis dari kontribusi AI yang biasanya cuma 20-30 persen.

Duh, ironi banget, kan? Di satu sisi, mereka gencar banget pakai AI untuk bantu insinyur mereka. Tapi di sisi lain,ada sebuah kejadian yang bikin kening berkerut.

Foto : Dok. Reuters

Dilansir dari Bloomberg, Microsoft justru melakukan PHK terhadap para insinyur software mereka sendiri, dan memilih AI yang dikembangin para insinyur itu sebagai pengganti mereka!

    • Microsoft mengumumkan pemutusan hubungan kerja yang berdampak pada sekitar 6.000 karyawan di seluruh dunia.
    • Lebih dari 40 persen PHK di Washington menargetkan para insinyur software.
    • PHK ini tidak cuma menyasar programmer junior.
    • Karyawan di posisi manajer produk, manajer program teknis, bahkan para pekerja yang khusus proyek AI juga ikut terkena imbasnya.

Direktur AI untuk Startup Microsoft, Gabriela de Queiroz bahkan secara terbuka mengonfirmasi pemecatannya di akun media sosial miliknya.

Dia bilang “nggak bisa nahan sedih melihat rekan-rekan kerjanya yang sangat peduli, bekerja keras, dan benar-benar membuat perbedaan harus kehilangan pekerjaan,” dikutip dari medsos X & LinkedIn miliknya.

Microsoft sih ngotot bilang kalau restrukturisasi ini tujuannya buat “menghilangkan lapisan manajemen”. Tapi, angka-angka berbicara lain, sob.

Cuma 17 persen dari PHK di Washington itu manajer, padahal rasio manajerial perusahaan secara keseluruhan jauh lebih tinggi, seperti dilaporkan Bloomberg.

Jadi, pemicu utamanya kayaknya pemotongan biaya di tengah investasi AI yang super besar, termasuk perluasan pusat data dan kemitraan strategis dengan OpenAI.

“Microsoft terus melakukan penyesuaian organisasi yang diperlukan untuk memastikan perusahaan tetap kompetitif di tengah perubahan pasar yang dinamis,” demikian pernyataan dari Juru Bicara Microsoft, Pete Wootton kepada The Verge.

Protes dan Pertanyaan : Apakah Kita Terancam ?

Kalian pasti gak kaget kalau PHK ini langsung memicu protes dan keributan. Salah satu insiden yang paling jadi sorotan terjadi di acara Microsoft Build 2025.

Dilansir dari TechCrunch, ada seorang karyawan yang berani mengganggu jalannya acara, cuma buat mengecam kontrak perusahaan dengan pemerintah Israel.

Peristiwa itu nunjukkin kalau tensi di internal Microsoft lagi tinggi-tingginya. Berbagai kejadian ini juga bikin kita mikir keras: Apakah posisi kita benar-benar terancam sama AI ?

Kalau insinyur yang ngurusin AI aja bisa kehilangan pekerjaan mereka dan diganti sama AI, kira-kira gimana nasib kita yang kerjanya mungkin lebih “mudah” diotomatisasi ?

Udah ada beberapa case lain di mana para bos lebih milih pakai AI daripada ngegaji seorang manusia.

Gimana nih menurut kalian, Sobat Newslink, Apakah ini awal dari era di mana AI akan benar-benar menggantikan manusia di banyak sektor pekerjaan ? Atau cuma euforia sesaat yang akan mereda ? (*)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

2 komentar