Meksiko – Pemerintah Meksiko secara resmi menggugat Google karena mengubah nama Teluk Meksiko menjadi “Gulf of America” (Teluk Amerika) untuk pengguna di Amerika Serikat. Hal itu diumumkan langsung oleh Presiden Meksiko, Claudia Sheinbaum.
Sheinbaum menegaskan bahwa tindakan Google tersebut merupakan pelanggaran terhadap kedaulatan wilayah perairan Meksiko dan Kuba.
Sementara pihak Google belum memberikan tanggapan terhadap permintaan tersebut seperti dikutip dari BBC News.
Perubahan ini mengikuti perintah eksekutif yang ditandatangani oleh Presiden AS Donald Trump pada hari pertama masa jabatannya kembali pada Januari.
Trump menyatakan bahwa penggantian nama menjadi Teluk Amerika dibenarkan karena “AS yang paling banyak bekerja di wilayah itu, dan itu milik kita,” tulis Presiden Trump di Akun X nya
DPR Amerika Serikat yang dikuasai Partai Republik juga mengesahkan RUU “Gulf of America Act” dengan suara 211 banding 206, untuk menetapkan nama baru tersebut secara resmi digunakan di instansi-instansi federal.
Namun, Pemerintah Meksiko menegaskan bahwa dekrit Presiden Trump hanya berlaku pada landas kontinen milik AS, yang mencakup sekitar 46% dari Teluk tersebut, sementara Meksiko memiliki 49% dan Kuba 5%.

“Yang kami inginkan hanyalah dekrit itu dipatuhi sesuai batas kewenangannya. Google tidak bisa begitu saja mengubah nama wilayah laut yang bukan milik AS,” ujar Sheinbaum, seraya menambahkan bahwa Trump tidak memiliki wewenang untuk mengganti nama seluruh Teluk Meksiko, tulis Fox News
- Nama Resmi di Google Maps
- Di AS: “Gulf of America”
- Di Meksiko: “Gulf of Mexico”
- Di wilayah lain: “Gulf of Mexico (Gulf of America)”
- Reaksi Internasional
- Iran mengkritik wacana AS mengganti nama Teluk Persia menjadi Teluk Arab.
- AP (Associated Press) menolak menggunakan istilah “Gulf of America” dan sempat dibatasi aksesnya ke Gedung Putih.
- Langkah Hukum Meksiko
- Gugatan resmi diumumkan Sheinbaum setelah jalur diplomatik gagal dan DPR AS mengesahkan RUU “Gulf of America Act.”
Kementerian Luar Negeri Meksiko juga sebelumnya telah mengirim surat kepada Google, untuk menolak pelabelan baru tersebut. Kini, gugatan resmi menjadi langkah lanjutan dari diplomasi yang gagal.
Situasi ini mengingatkan pada ketegangan lainnya, seperti ketika Presiden Trump mengisyaratkan akan mengganti nama Teluk Persia menjadi Teluk Arab selama kunjungannya ke Arab Saudi. Iran pun bereaksi keras atas wacana tersebut. (YA)
Baca juga :