Kab. Bogor — Sebanyak 16 ormas Islam terkemuka di Indonesia, yang diwakili oleh ketua umum dan sekretaris jenderalnya, berkumpul untuk menjawab undangan Presiden.
Pertemuan yang berlangsung selama tiga jam itu tak hanya menjadi ajang silaturahmi, melainkan sebuah dialog strategis yang bertujuan untuk menjalin “tekad dan kesepakatan bersama” dalam menghadapi berbagai tantangan bangsa.
Kehadiran para pimpinan ormas ini menjadi sinyal kuat bahwa pemerintah memprioritaskan dukungan dari tokoh-tokoh agama, terutama dalam menghadapi isu-isu sensitif yang memicu kegaduhan.
Suntikan Penenang Untuk Bangsa
Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), Yahya Cholil Staquf yang mewakili 16 ormas, memberikan gambaran isi pertemuan. Ia menyebut diskusi itu sebagai “dialog dari hati ke hati”.
“Kami berdialog dari hati ke hati, memahami secara umum, tetapi lengkap permasalahan bangsa yang dihadapi khususnya hari-hari ini, dan kami bersepakat untuk bersama-sama, bahu-membahu berupaya untuk mengatasi keadaan, untuk mengajak kepada masyarakat untuk supaya lebih tenang,” kata Gus Yahya.
Pernyataan ini menunjukkan bahwa pertemuan tersebut secara langsung menanggapi situasi terkini yang menuntut stabilitas dan ketenangan di tengah masyarakat.
Dukungan para pemimpin umat ini dianggap sebagai ‘suntikan penenang’ yang diharapkan dapat meredam potensi gejolak di kemudian hari.
Persatuan & Demokrasi Sebagai Kunci
Tak hanya Gus Yahya, Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah, Haedar Nashir juga turut angkat bicara.
Ia menekankan pandangan yang sama antara pemerintah dan ormas Islam, bahwa persatuan, keutuhan, dan masa depan bangsa harus dijaga bersama. Haedar menambahkan, Presiden Prabowo sangat terbuka menerima masukan dari berbagai ormas.
Ia juga mengingatkan pentingnya memanfaatkan demokrasi dengan penuh tanggung jawab dan menjauhi hal-hal yang merusak seperti aksi kekerasan.
“Pak Presiden begitu terbuka, dan kami punya pandangan yang sama bahwa kita, kekuatan ormas Islam sebagai kekuatan yang punya sejarah yang panjang di Republik ini… memahami, menghayati betul bahwa persatuan, keutuhan dan masa depan bangsa itu perlu kita jaga bersama,” ujar Haedar.(NR)





