Kigali, Rwanda – Sejarah baru terukir di dunia olahraga Indonesia. Ketua Umum Komite Olimpiade Indonesia (NOC Indonesia), Raja Sapta Oktohari dinobatkan sebagai penerima UCI Merit Award dari Union Cycliste Internationale (UCI) dalam kongres tahunan yang digelar di Kigali, Rwanda.
Raja Sapta Oktohari yang akrab disapa Okto menjadi orang Indonesia pertama yang menerima penghargaan prestisius ini, menegaskan pengakuan dunia atas kontribusi signifikan Indonesia di panggung balap sepeda global.
Momen tersebut semakin membanggakan karena Okto juga menjadi salah satu penerima kalung dan pin emas UCI, yang baru pertama kali diberikan sepanjang sejarah penghargaan ini, sebuah simbol kehormatan tertinggi dari organisasi balap sepeda dunia.
Transformasi PB ISSI
Penghargaan ini merupakan hasil dari dedikasi panjang Raja Sapta Oktohari, saat menjabat Ketua Umum PB ISSI selama dua periode (2015–2023).
Dalam pernyataan resminya, UCI mengakui bahwa Okto berperan besar dalam memajukan balap sepeda di Indonesia dan Asia.
Termasuk meningkatkan kualitas pelatihan atlet, serta memasukkan berbagai event balap sepeda Indonesia ke dalam kalender Internasional UCI, seperti UCI Track Nations Cup 2023.
Presiden UCI, David Lappartient secara langsung menyerahkan penghargaan tersebut, dan memberikan pujian atas semangat dan konsistensi Okto.
“Sejak saya mengenal Okto, semangatnya tidak pernah padam. Ia selalu ingin tahu, berkembang, dan konsisten membawa kemajuan balap sepeda tidak hanya di Indonesia, tapi juga Asia dan dunia. Menurut saya, balap sepeda adalah bagian dari passion-nya,” ujar Lappartient dalam Siaran Pers NOC.
Okto menerima penghargaan ini bersama dengan tokoh olahraga ternama lainnya, termasuk :
- Legenda sprinter dunia, Mark Cavendish dari Inggris.
- Jorge Blas Diaz Garcia dari Republik Dominika.
- Daniela Isetti dari Italia
- Sandra Kinyomvyi dari Burundi

Perjuangan Panjang di Kancah Global
Penghargaan ini adalah puncak dari upaya diplomasi olahraga yang telah dilakukan Okto, yang berhasil mengangkat posisi balap sepeda Indonesia dari “titik terendah” menjadi dikenal di forum internasional.
Jadi Rajagukguk, Wakil Ketua Harian PB ISSI yang mendampingi di Kigali menceritakan perjuangan tersebut. Ia menyebut Okto berhasil membuka jalan balap sepeda Indonesia ke ASEAN, Asia, hingga ke UCI.
“Dari yang awalnya Indonesia tidak dikenal di luar negeri, sampai akhirnya dikenal. Penghargaan ini memang sudah sepantasnya beliau dapatkan,” ungkap Jadi Rajagukguk.
Selain di PB ISSI, Okto juga dipercaya sebagai Senior Vice President Asia Cycling Confederation (ACC) 2019-2023 dan Advisor ASEAN Cycling Federation, menegaskan peran sentralnya di tingkat regional.
Energi Baru Ekosistem Balap Sepeda

Meskipun terkejut dan terharu, Okto menegaskan bahwa penghargaan UCI Merit Award ini bukanlah pencapaian pribadi, melainkan hasil kerja keras tim yang mencintai balap sepeda Indonesia.
“Ini bukan pencapaian pribadi saya, melainkan hasil kerja keras tim yang selalu mencintai balap sepeda, khususnya di Indonesia. Terima kasih UCI atas penghargaan ini,” kata Okto.
Okto berharap pengakuan global ini menjadi energi baru untuk terus memperkuat ekosistem balap sepeda nasional. Konsistensi, komitmen, dan kontribusi nyata seorang Raja Sapta Oktohari diakui dunia.
Kemenangan ini adalah kemenangan bagi Indonesia, membuktikan bahwa dedikasi pada olahraga dapat mengukir sejarah dan mengangkat martabat bangsa di mata dunia. (GR)





