St. Petersburg, Rusia – Di tengah megahnya Istana Konstantinovsky, St. Petersburg, Presiden Republik Indonesia, Prabowo Subianto dan Presiden Federasi Rusia, Vladimir Putin bertemu dalam suasana hangat yang dipenuhi keakraban.
Bukan sekadar pertemuan biasa, ini adalah babak baru yang membuka peluang kolaborasi tak terduga, dari energi nuklir damai hingga penjelajahan luar angkasa.
Momen diplomatik ini diawali dengan sambutan hangat dan jabat tangan erat kedua kepala negara.
Presiden Putin secara langsung menyambut kedatangan Presiden Prabowo di St. Petersburg, menyatakan kegembiraannya dapat bertemu kembali setelah pertemuan sebelumnya di Moskow, saat Prabowo masih berstatus sebagai Presiden terpilih.
“Kami sangat senang bertemu bersama Bapak Presiden di sini. Selamat datang,” ujar Presiden Putin.
Presiden Prabowo pun membalas apresiasi tersebut dengan tulus. “Yang Mulia Presiden Putin, saya ingin menyampaikan terima kasih saya, penghargaan saya atas undangan ini hari ini, dan penerimaan yang begitu baik diberikan kepada saya dan delegasi saya,” ucapnya, menegaskan pentingnya undangan sebagai tamu kehormatan di St. Petersburg International Economic Forum (SPIEF) 2025.
Pertemuan bilateral ini dilanjutkan dengan jamuan makan siang kerja (working lunch), yang turut dihadiri delegasi masing-masing.
Dari Nuklir Hingga Antariksa

Dalam keterangan pers bersama yang digelar setelah pertemuan, Presiden Putin secara lugas menyatakan kesediaan Rusia untuk membuka kerja sama dengan Indonesia di sektor-sektor yang selama ini mungkin dianggap di luar jangkauan, seperti nuklir untuk kepentingan damai dan pemanfaatan luar angkasa.
- Peluang Nuklir Damai: “Kami terbuka untuk kerja sama dengan mitra Indonesia di bidang nuklir. Kami ingin merealisasikan proyek nuklir di bidang damai, termasuk kesehatan, pertanian dan pelatihan staf,” ungkap Presiden Putin.
- Melangkah ke Angkasa: Tak berhenti di sana, Pemimpin Kremlin juga menyampaikan minatnya untuk memperluas kerja sama di bidang teknologi canggih. “Termasuk penggunaan luar angkasa dengan tujuan damai, smart city, hingga kecerdasan buatan (AI),” jelas Presiden Putin.

Jaringan Kemitraan: Data dan Kesepakatan
Sebagai bagian dari kemitraan strategis Jakarta dan Moskow, beberapa dokumen penting telah ditandatangani oleh kedua negara:
- Kerja Sama Pendidikan Tinggi: Mengukuhkan pertukaran ilmu dan peningkatan kualitas SDM.
- MoU Bidang Perhubungan: Memperkuat konektivitas dan logistik antar kedua negara.
- Kerja Sama Teknologi Informasi, Komunikasi, dan Media Massa: Membuka jalan untuk kolaborasi di era digital.
- Perjanjian Pendirian Platform Investasi Rusia-Indonesia: Dengan dana mencapai 2 miliar euro, platform ini diharapkan dapat mendorong investasi bilateral dan proyek-proyek strategis.
“Saya ingin menggarisbawahi, Indonesia mitra kunci Federasi Rusia di kawasan Asia Pasifik,” tegas Presiden Putin, dalam keterangan pers yang disiarkan secara daring pada Akun Youtube Setpres.
“Hubungan bilateral kedua negara berkembang berdasarkan prinsip kepercayaan dan persahabatan. Tahun ini kami merayakan 75 tahun hubungan bilateral.”
Penguatan Ekonomi: Gandum, Minyak, dan Gas
Tak hanya bidang strategis, sektor ekonomi juga menjadi fokus utama. Rusia menyatakan kesiapannya untuk memperluas pasokan komoditas vital ke Indonesia.
- Pasokan Gandum dan Pertanian: “Kami bersedia menambah pasokan minyak dan gas alam cair ke pasar Indonesia,” kata Presiden Putin, sembari menegaskan bahwa kedua negara juga akan memperluas pasokan gandum Rusia ke Indonesia, dan sebaliknya, meningkatkan pasokan produk pertanian Indonesia ke Rusia.
- Sektor Energi: Presiden Putin juga menyebutkan proyek bersama antara perusahaan Rusia, Rosneft, dan Pertamina dalam pembangunan kilang minyak dan petrokimia di Jawa Timur. “Kami bersedia ikut serta dalam proyek baru di lepas pantai Indonesia dan juga memodernisasi infrastruktur supaya mendongkrak produksi minyak dari ladang (minyak) tua,” tambahnya.
- Sertifikasi Halal: April lalu, penandatanganan MoU di bidang sertifikasi halal juga membuka peluang baru untuk ekspor produk peternakan Rusia ke Indonesia.
Masa Depan Kemitraan Strategis
Menyikapi hasil pertemuan, Presiden Prabowo Subianto menyampaikan optimismenya. “Pertemuan hari ini dengan Presiden Putin berlangsung intens, hangat dan produktif,” ujarnya. “Di semua bidang, ekonomi, kerja sama teknis, perdagangan, investasi, pertanian semua telah mengalami peningkatan yang berarti.”
Presiden Putin sendiri yakin bahwa Indonesia, sebagai negara berwibawa dan berpengaruh di arena internasional, akan menambah potensi BRICS dan memberikan kontribusi besar.
Ia juga menyoroti peran Indonesia sebagai salah satu mitra perdagangan utama Rusia di Asia Tenggara.
“Tahun lalu volume perdagangan kedua negara mencapai 4,3 miliar dolar AS,” kata Presiden Putin. “Selama empat bulan (pertama) tahun ini, volume perdagangan naik 40 persen.”
Kunjungan kenegaraan Presiden Prabowo ke St. Petersburg ini tidak hanya diisi dengan pertemuan bilateral. Sebelumnya, Presiden Prabowo juga telah melakukan ziarah dan peletakan karangan bunga di Piskarovskoye Memorial Cemetery, St. Petersburg.
Besok, Presiden Prabowo dijadwalkan berpidato dalam sesi pembukaan dan pleno Forum Ekonomi Internasional St. Petersburg (SPIEF) 2025 bersama Presiden Putin, menandai lebih lanjut komitmen Indonesia di panggung ekonomi global.
“Saya berharap kunjungan ini akan membawa kemajuan yang signifikan bagi hubungan kedua negara,” pungkas Presiden Prabowo, menggambarkan harapan besar bagi kemitraan Indonesia-Rusia di masa depan. (YA)
Baca juga :





