Tarif AS Dibuka: Inggris Dapat Diskon, Uni Eropa Kena 15 Persen, Siapa Untung ?

Kesepakatan Dagang Terbaru AS Picu Perbandingan Panas di Eropa: Inggris hanya dikenai 10%, Sementara Uni Eropa Harus Terima 15%

London,Inggris – Amerika Serikat baru saja mengumumkan dua kesepakatan dagang besar  satu dengan Inggris dan satu lagi dengan Uni Eropa  yang langsung menimbulkan perdebatan: siapa sebenarnya yang lebih diuntungkan ?

Dalam kesepakatan teranyar yang diumumkan Minggu malam, Uni Eropa sepakat untuk menerima tarif tetap sebesar 15 persen untuk sebagian besar produk ekspornya ke pasar Amerika.

Di sisi lain, Inggris sudah lebih dulu mengamankan tarif dasar 10 persen, tiga bulan sebelumnya.

Sekilas, Inggris terlihat lebih unggul. Namun, jika ditelisik lebih dalam, detail kesepakatan keduanya menyimpan kerumitan yang bisa mengubah persepsi.

“Tarif dasar 10 persen memang terdengar lebih ringan, tapi itu belum termasuk tarif MFN (Most-Favoured Nation) yang bisa membuat beban riil jadi jauh lebih tinggi,” ujar seorang pejabat perdagangan Uni Eropa yang enggan disebut namanya kepada Reuters.

Perbandingan Detail Inggris vs Uni Eropa

Sektor Farmasi

  • Inggris: Tidak dikenai tarif apa pun. AS juga menjanjikan perlakuan istimewa pada perusahaan farmasi Inggris, meski masih bergantung pada hasil investigasi dagang AS.
  • Uni Eropa: Langsung dikenakan tarif 15%, tanpa ruang negosiasi lebih lanjut.

Ekspor Mobil

  • Inggris: Tarif 10% hanya berlaku untuk kuota ekspor hingga 100.000 unit mobil. Setelah melewati batas itu, tarif melonjak jadi 25%.
  • Uni Eropa: Dikenakan tarif 15% flat tanpa batas kuota — detail lebih lanjut belum diumumkan.

Baja dan Aluminium

  • Inggris: Masih terkena tarif 25%, namun ada kesepakatan untuk menurunkan ke 0% setelah pembahasan soal rantai pasok rampung.
  • Uni Eropa: Masih dibebani tarif 50%, dengan rencana penggantian ke sistem kuota.

Aerospace (Industri Dirgantara)

  • Keduanya: Sementara ini bebas tarif, namun masih menunggu hasil investigasi sektor penerbangan dari otoritas dagang AS.

Semenetra itu Presiden AS Donald Trump turut memberikan komentar soal prospek kerja sama dengan Inggris, khususnya sektor farmasi.

“Saya bisa atur soal farmasi dengan Inggris. Saya rasa sektor itu tidak akan jadi hambatan,” ujar Trump dalam sesi tanya-jawab dengan wartawan di Washongton DC.

Sementara itu, sejumlah asosiasi industri di Inggris mulai meragukan efektivitas kesepakatan mereka. Salah satunya datang dari sektor fashion dan tekstil.

“Beberapa produk kami, terutama barang mewah, tetap terkena tarif tinggi hingga 35% meski tarif dasarnya hanya 10%,” kata juru bicara dari UK Fashion and Textile Association. (YA)

banner 400x130

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *