Tiga Kekuatan Timur Peringatkan AS: Jangan Sulut Api Perang Israel-Iran!

Rusia, Tiongkok, dan Korea Utara Menyampaikan Peringatan Keras Kepada Washington Agar Tidak Ikut Campur

Moscow, Rusia – Ketegangan global kembali meningkat setelah Israel meluncurkan serangan udara besar-besaran ke sejumlah situs militer dan nuklir Iran, sebuah aksi yang disebut sebagai operasi “Nation of Lions.”

Dalam hitungan jam, Iran membalas dengan gelombang drone dan rudal, menandai eskalasi konflik yang dapat menyulut perang kawasan.

Di balik panasnya situasi, muncul satu pertanyaan besar: Akankah Amerika Serikat terjun langsung ke medan perang ?

Jawaban ini menjadi perhatian serius tiga negara besar: Rusia, Tiongkok, dan Korea Utara, yang kompak memperingatkan Amerika untuk tidak memperkeruh suasana.

Mereka khawatir, keterlibatan langsung Washington akan menyulut kobaran konflik besar-besaran yang tidak hanya akan menghanguskan Timur Tengah, tapi juga stabilitas global.

Rusia: “Langkah Salah, Dunia Bisa Terbakar”

Juru Bicara Kremlin, Dmitry Peskov kepada Russia Today menyatakan bahwa setiap keterlibatan militer AS akan menjadi kesalahan besar.

“Ini adalah langkah yang akan menyebabkan eskalasi besar dan hanya akan memperumit situasi di kawasan,” tegas Peskov.

Peskov menyampaikan bahwa Presiden Vladimir Putin telah melakukan komunikasi langsung dengan para pemimpin Iran dan Israel, menawarkan kerangka damai dengan jaminan keamanan timbal balik.

Namun, menurut Peskov, saat ini “tidak ada cukup ruang untuk dialog karena kedua pihak masih bersikeras melanjutkan konfrontasi bersenjata.”

Foto: Dok. Moscow Time

China: “Israel Langgar Hukum Internasional, AS Harus Bertanggung Jawab”

Kementerian Luar Negeri China menyebut serangan Israel sebagai pelanggaran terang-terangan terhadap kedaulatan Iran, dan memperingatkan bahwa aksi tersebut bisa mengguncang jalur logistik global.

“Tindakan Israel ini adalah eskalasi yang sangat berbahaya dan dapat mengganggu stabilitas global, termasuk perdagangan melalui Terusan Suez dan Selat Bab al-Mandab,” ungkapnya dikutip dari Global Times.

Tiongkok juga menuduh AS secara diam-diam memberi lampu hijau kepada Israel, mengacu pada pengosongan diplomat AS dari Irak dan kawasan lain sebelum serangan Israel dimulai. Mereka menyebut koordinasi Israel-AS sebagai fakta tak terbantahkan.

Selain itu, China juga menyoroti upaya Israel membentuk rute dagang baru melalui Pelabuhan Ben Gurion, yang akan mengancam inisiatif Belt and Road serta posisi strategis Tiongkok di Timur Tengah.

Korea Utara: “Zionis Pembawa Perang”

Foto : Dok. NK News

Dalam pernyataan resmi yang dirilis Korean Central News Agency (KCNA), Pyongyang mengecam Israel sebagai “entitas kanker” bagi perdamaian Timur Tengah.

“Aksi brutal Israel adalah kejahatan terhadap kemanusiaan. Para pendukung mereka di belakang layar, terutama Amerika Serikat, bertanggung jawab atas kehancuran perdamaian global,” tegas Juru Bicara Kemenlu Korut.

Meskipun tidak menyebut AS secara langsung sebagai pelaku serangan, Korut menganggap bahwa dukungan strategis AS terhadap Israel adalah bentuk pemicu perang.

Hubungan lama Pyongyang-Teheran, serta kolaborasi militer mereka, memperkuat dukungan penuh Korut terhadap Iran.

Analisis: Dunia di Ujung Jurang Perang Regional

Para pengamat menyebut bahwa situasi saat ini lebih berbahaya dari sebelumnya.

Dengan Israel mengklaim bahwa Iran dapat merakit hingga 15 bom nuklir dalam hitungan hari (tanpa bukti konkret), dan Iran bersumpah akan melawan sampai titik darah penghabisan, potensi perang total di kawasan menjadi nyata.

AS memang menyatakan tidak terlibat, seperti ditegaskan Menlu Marco Rubio, dalam Pernyataan resmi Departemen Luar Negeri AS.

“Kami tidak terlibat dalam serangan terhadap Iran. Prioritas utama kami saat ini adalah melindungi pasukan AS di kawasan.”

Namun, evakuasi diplomat dan penarikan keluarga personel militer dari Timur Tengah oleh AS sebelum serangan, menunjukkan adanya antisipasi konflik. Tiongkok dan Rusia menilai ini sebagai bentuk keterlibatan tidak langsung.

Peringatan keras dari Rusia, Tiongkok, dan Korea Utara seharusnya menjadi sinyal serius bagi Washington dan dunia internasional, bahwa satu langkah keliru bisa membawa dunia ke dalam kobaran perang besar. (YA)

banner 400x130

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *