KYIV – Serangan udara Rusia kembali mengguncang Ukraina, menewaskan setidaknya 25 orang dalam gelombang serangan terbaru yang terjadi dalam beberapa hari terakhir. Serangan ini mencatatkan angka korban tewas yang semakin meningkat, memperlihatkan bahwa konflik ini tidak menunjukkan tanda-tanda mereda.
Serangan di Donetsk
Salah satu serangan paling mematikan terjadi di wilayah Donetsk, yang mengakibatkan setidaknya 11 orang tewas dan 40 lainnya terluka, termasuk enam anak-anak. Menurut pejabat setempat, rumah-rumah warga dan infrastruktur sipil menjadi sasaran tembak. Selain itu, wilayah Kharkiv dan Odesa juga mengalami serangan yang merusak rumah-rumah dan fasilitas penting lainnya.
Peningkatan Serangan setelah Penangguhan Bantuan AS
Serangan Rusia semakin intensif setelah Amerika Serikat menghentikan bantuan militer dan berbagi informasi intelijen dengan Ukraina. Keputusan tersebut diambil setelah kunjungan Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky ke Gedung Putih yang memanas, di mana Presiden AS, Donald Trump, menekan Ukraina untuk menerima kesepakatan damai dengan Rusia. Tanpa dukungan satelit AS, kemampuan Ukraina untuk mempertahankan diri dan melakukan serangan balasan terhadap Rusia menjadi terbatas.
Polandia Desak Dunia Tidak Melemahkan Tekanan pada Rusia
Perdana Menteri Polandia, Donald Tusk, menyatakan keprihatinannya terhadap eskalasi ini dengan mengatakan, “Ini yang terjadi ketika seseorang mencoba menenangkan para barbar. Lebih banyak bom, lebih banyak agresi, lebih banyak korban. Malam tragis lainnya di Ukraina.”
Serangan Mengarah ke Pusat Energi Ukraina
Dalam serangan terpisah yang terjadi sehari sebelumnya, Rusia menembakkan puluhan rudal dan drone yang menghancurkan fasilitas energi Ukraina, menyebabkan kesulitan besar dalam menyuplai listrik dan pemanas bagi rakyat Ukraina yang kini terperangkap dalam musim dingin yang keras. Menurut laporan, serangan tersebut juga menargetkan pabrik-pabrik senjata yang vital untuk pertahanan Ukraina.
Pertempuran yang Tak Kunjung Reda
Di sisi lain, serangan udara Rusia juga mengarah ke beberapa kota strategis di sepanjang garis depan, termasuk Dobropillya. Sebanyak 47 orang, termasuk tujuh anak-anak, terluka dalam serangan yang menargetkan penyelamat yang sedang berusaha mengevakuasi korban. Presiden Zelensky mengecam keras taktik ini, yang dianggap sebagai bentuk intimidasi yang kejam.
Serangan Balik dan Respon Ukraina
Meskipun serangan Rusia meningkat, Ukraina tidak tinggal diam. Angkatan Udara Ukraina melaporkan bahwa mereka berhasil menembak jatuh satu rudal Iskander dan 79 drone, sementara sebagian besar dari 145 drone yang diluncurkan Rusia telah dimusnahkan sebelum mencapai sasaran. Namun, pasukan Rusia juga berhasil menembak jatuh 31 drone Ukraina di wilayah Krasnodar.
Pencarian Damai
Di tengah kekerasan yang terus meningkat, Presiden Zelensky menegaskan kembali bahwa Ukraina tidak pernah berhenti mencari perdamaian sejak perang ini dimulai. “Kami menawarkan proposal yang realistis untuk menghentikan perang, dan kunci untuk mewujudkannya adalah bergerak cepat dan efektif,” ungkap Zelensky.
Minggu Depan, Zelensky Akan Bertemu Pangeran Saudi
Zelensky juga mengumumkan rencananya untuk melakukan perjalanan ke Arab Saudi minggu depan guna berdiskusi mengenai proposal-proposal perdamaian. Meskipun demikian, hanya timnya yang akan tetap berada di negara itu untuk bertemu dengan pejabat AS, sementara dirinya akan bertemu langsung dengan Pangeran Mohammed bin Salman dari Arab Saudi.
Serangan yang terus-menerus ini menunjukkan betapa sulitnya situasi yang dihadapi oleh Ukraina. Tanpa dukungan intelijen yang memadai dan dalam keadaan terisolasi, negara ini berjuang untuk bertahan hidup dalam menghadapi serangan brutal yang tidak mengenal ampun. Dunia pun menyaksikan, apakah dunia akan cukup kuat untuk menghentikan agresi yang terus berlangsung ini, atau justru membiarkannya semakin memburuk. (YA)