Pocheon, Korea Selatan – Sebanyak 15 orang terluka, dua di antaranya mengalami cedera serius, setelah dua jet tempur Korea Selatan secara tidak sengaja menjatuhkan delapan bom di kawasan pemukiman sipil pada Kamis lalu. Insiden ini terjadi di kota Pocheon, yang terletak tidak jauh dari perbatasan dengan Korea Utara, saat latihan tembak langsung yang rutin dilakukan untuk menjaga kesiapan tempur menghadapi potensi ancaman dari Utara.
Kejadian ini melibatkan pesawat tempur KF-16 milik Angkatan Udara Korea Selatan yang seharusnya melakukan latihan rutin. Namun, akibat kesalahan koordinat dari pilot, delapan bom MK-82 yang sangat kuat jatuh di luar area latihan yang sudah ditentukan dan mengenai bangunan pemukiman warga.
Menurut laporan dari media setempat, salah satu korban adalah seorang pria berusia 60 tahun yang sedang mengendarai mobil saat ledakan terjadi, dan terkena serpihan bom di lehernya. Korban lainnya dilaporkan mengalami patah tulang pada leher dan bahu. “Saya sedang mengemudi ketika tiba-tiba terdengar ledakan keras,” kata salah seorang korban. “Ketika saya sadar, saya sudah ada di ambulans.”
Kejadian ini, meskipun jarang terjadi, menunjukkan betapa seriusnya potensi risiko dari latihan militer yang dilakukan di kawasan pemukiman. Sebagian warga yang berada di sekitar lokasi juga mengalami ketakutan hebat, dengan salah satu saksi mata mengungkapkan bahwa suara ledakan terdengar seperti “guntur” yang mengguncang rumahnya. Sebuah gereja dan beberapa rumah juga mengalami kerusakan parah akibat ledakan tersebut.
Pihak Angkatan Udara Korea Selatan telah menyatakan permintaan maaf dan mengatakan akan memberikan kompensasi kepada korban yang terdampak. Investigasi sedang berlangsung untuk mengetahui penyebab pasti insiden tersebut, meskipun pihak militer menyebutkan bahwa kesalahan dalam input koordinat oleh salah satu pilot adalah penyebab utama. Latihan tembak langsung tersebut juga telah dihentikan sementara waktu.
Insiden ini terjadi menjelang latihan gabungan besar antara Korea Selatan dan Amerika Serikat yang dijadwalkan berlangsung dari 10 hingga 20 Maret, yang juga melibatkan persiapan menghadapi potensi ancaman dari Korea Utara. Pada 2022, latihan serupa juga sempat mengalami masalah ketika sebuah misil balistik yang ditembakkan jatuh di lapangan golf di basis militer, meskipun kali ini bom yang dijatuhkan tidak meledak.
Pihak berwenang setempat sudah mengungsikan warga sekitar, dan tim penjinak bom telah bekerja untuk memastikan tidak ada sisa bahan peledak yang tertinggal. Namun, mereka melaporkan tidak menemukan bom yang tidak meledak di lokasi kejadian. (YA)