IHSG dan Rupiah Tertekan, Pasar Keuangan Ambruk

Jakarta – Pasar keuangan Indonesia mengalami tekanan signifikan pada perdagangan Selasa (25/2/2025), di mana Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) anjlok dan nilai tukar rupiah melemah terhadap dolar AS.

Tekanan ini dipengaruhi oleh faktor eksternal dan internal yang masih membayangi pasar hingga perdagangan hari ini.

IHSG Anjlok 2,41%, Investor Asing Lepas Saham

IHSG ditutup melemah 2,41% ke level 6.587,087, posisi terendah sejak 13 Februari 2025. Penurunan ini juga menjadi yang terdalam sejak 5 Agustus 2024, ketika IHSG merosot 3,41%.

Sebanyak 490 saham melemah, hanya 199 saham menguat, dan 173 saham stagnan. Nilai transaksi mencapai Rp11,8 triliun dengan total volume perdagangan 21,3 miliar saham.

Investor asing mencatatkan net sell sebesar Rp1,63 triliun, menambah tekanan pada pasar saham domestik.

Faktor Eksternal: Kebijakan Tarif Trump Memicu Kepanikan

Sentimen negatif dari luar negeri datang dari kebijakan perdagangan Presiden AS Donald Trump, yang menegaskan bahwa tarif impor terhadap Kanada dan Meksiko akan tetap diberlakukan sesuai jadwal.

“Tarif tersebut akan dilanjutkan sesuai rencana,” ujar Trump dalam konferensi pers di Gedung Putih, Senin (24/2/2025), dikutip dari CNBC International. Ia kembali menegaskan kebijakan reciprocal tariff, mengklaim bahwa AS telah dimanfaatkan oleh negara lain.

Pernyataan ini meningkatkan ketidakpastian global dan memicu aksi jual di berbagai bursa saham dunia, termasuk IHSG.

Faktor Internal: Morgan Stanley Pangkas Peringkat Saham Indonesia

Dari dalam negeri, Morgan Stanley menurunkan peringkat saham Indonesia dalam indeks Morgan Stanley Capital International (MSCI) dari equal-weight (EW) menjadi underweight (UW).

Dalam laporan terbarunya, Morgan Stanley menyebutkan beberapa alasan utama di balik keputusan ini:

Melemahnya Prospek Pertumbuhan Ekonomi – Tekanan terhadap profitabilitas perusahaan, khususnya di sektor siklikal, semakin meningkat.

Tren Return on Equity (ROE) yang Lebih Menguntungkan China – Saham-saham China mulai menunjukkan pemulihan, didorong oleh efisiensi operasional dan perbaikan neraca keuangan.

Valuasi Saham Indonesia Kurang Kompetitif – Morgan Stanley merevisi valuasi MSCI China menjadi 11,6x dari sebelumnya 10,0x, dengan diskon hanya 7% terhadap pasar negara berkembang (EM) dibandingkan diskon 17% sebelumnya.

Keputusan ini menambah tekanan bagi pasar saham domestik, karena banyak investor global yang menggunakan MSCI sebagai acuan dalam mengalokasikan portofolio mereka.

Kekhawatiran Terhadap Danantara

Selain itu, keberadaan Danantara juga menjadi perhatian pasar. Konsolidasi tujuh BUMN besar dalam holding ini memunculkan berbagai spekulasi terkait dampaknya terhadap pasar modal.

Danantara menaungi PT Bank Mandiri (Persero) Tbk., PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk., PT Perusahaan Listrik Negara (Persero), PT Pertamina (Persero), PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk., PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk., dan PT Mineral Industri Indonesia (Persero) atau MIND ID.

Terbaru, muncul kabar bahwa Danantara akan mengelola seluruh aset BUMN, menimbulkan ketidakpastian bagi investor terkait strategi dan arah kebijakan holding ini.

Rupiah Melemah ke Rp16.340/US$, Tekanan Global Menguat

Dari pasar mata uang, rupiah juga mengalami tekanan. Berdasarkan data Refinitiv, rupiah ditutup melemah 0,43% ke level Rp16.340/US$ pada Selasa (25/2/2025), mengakhiri tren penguatan tiga hari berturut-turut.

Tekanan terhadap rupiah dipicu oleh kebijakan perdagangan Presiden AS Donald Trump, yang kembali menegaskan akan melanjutkan tarif impor terhadap Kanada dan Meksiko.

Sama seperti di pasar saham, pernyataan Trump ini meningkatkan ketidakpastian global dan mendorong investor untuk beralih ke aset yang lebih aman, seperti dolar AS.

Outlook Pasar: Ketidakpastian Masih Tinggi

Dengan kombinasi tekanan eksternal dari kebijakan perdagangan AS serta sentimen negatif di dalam negeri, pasar keuangan Indonesia diperkirakan masih akan menghadapi volatilitas tinggi dalam beberapa waktu ke depan.

• Diolah dari berbagai sumber. (Ep)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *