Banjir Longsor Sumatra: Korban Meninggal Tembus 1000 Jiwa

Tiga Provinsi Berduka, Presiden Tinjau Lokasi Bencana

Sumatra – Tragedi kemanusiaan akibat banjir bandang dan tanah longsor yang melanda sejumlah wilayah di Pulau Sumatra, semakin memburuk. Korban meninggal dunia kini menembus angka seribu jiwa.

Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mengonfirmasi per Sabtu (13/12/25) malam, sedikitnya 1.006 orang telah meninggal dunia.

Angka yang melonjak drastis ini, menjadi alarm kritis bagi penanganan bencana di tiga provinsi utama: Aceh, Sumatra Utara, dan Sumatra Barat.

Ratusan Hilang, Infrastruktur Hancur

Data terbaru dari Pusat Data, Informasi, dan Komunikasi Kebencanaan (Pusdatin) BNPB mengungkapkan skala kerusakan yang masif. Kabupaten Agam tercatat sebagai wilayah dengan jumlah korban terdampak paling besar.

Selain korban meninggal, situasi darurat juga mencatat kerugian lain yang signifikan:

  • 217 orang dilaporkan masih hilang, memicu operasi pencarian besar-besaran.
  • Sekitar 5.400 orang mengalami luka-luka dengan tingkat keparahan yang berbeda.
  • Kerusakan infrastruktur mencapai sedikitnya 1.200 unit, termasuk ratusan fasilitas publik.

Fasilitas vital yang hancur meliputi 434 rumah ibadah, 581 fasilitas pendidikan, dan 145 jembatan yang sangat krusial bagi konektivitas logistik dan evakuasi lokal.

Tantangan Bantuan Logistik

Di tengah upaya penanganan darurat yang berat, Presiden Prabowo Subianto langsung bergerak meninjau wilayah terdampak parah selama dua hari penuh (12-13 Desember 2025).

Kunjungan ini meliputi Aceh Tamiang, Takengon, dan Bener Meriah.

Kepala Negara menegaskan komitmen pemerintah untuk mempercepat pemulihan, dan menjamin bantuan darurat tersalurkan. Fokus utama adalah pelayanan optimal bagi hampir 900.000 pengungsi.

Presiden Prabowo di Langkat – Foto: Dok. BPMI Setpres

“Memang ada keterlambatan di beberapa tempat, tapi saya cek ke lokasi pengungsian, kondisi mereka baik, pelayanan berjalan, dan suplai pangan cukup,” kata Presiden Prabowo.

Ia mengakui tantangan logistik di lapangan, akibat medan yang berat dan kondisi alam yang masih ekstrem.

Akses Terbuka, Listrik Menunggu

Upaya pemulihan jalan yang sempat terputus, menjadi prioritas utama untuk membuka isolasi wilayah. Presiden meninjau langsung Takengon dan Bener Meriah yang terisolasi.

“Di daerah yang paling terisolasi kita kerja keras membuka jalan. Untuk Bener Meriah, jembatan sudah mulai berfungsi,” ujar Presiden.

Jalur vital menuju Aceh Tamiang kini juga sudah kembali tersambung, memperlancar distribusi bantuan.

Namun pemulihan jaringan listrik masih menghadapi hambatan, karena banyak wilayah yang masih tergenang air. Pemerintah menargetkan pemulihan listrik dilakukan secara bertahap, dalam waktu sekitar satu pekan ke depan.

Data BNPB mencatat total pengungsi kini mencapai 894.501 jiwa. Konsentrasi pengungsi terbesar berada di Aceh Tamiang  dengan rincian :

  • Aceh Tamiang (252.600 orang)
  • Aceh Timur (238.500 orang)
  • Aceh Utara (153.500 orang).

“Anak-anak harus tetap tabah dan semangat. Kita akan bergerak cepat agar mereka bisa segera kembali bersekolah,” tegas Presiden Prabowo, memastikan pembangunan hunian dan pemulihan layanan pendidikan sudah disiapkan sebagai langkah lanjutan.(NR)

banner 400x130

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *