Situbondo – Musim kemarau panjang kembali membawa ancaman serius.
Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) melaporkan, pada Minggu (12/10/25), sekitar 3,5 hektar lahan di Desa Sumberkolak, Kecamatan Panarukan, Kabupaten Situbondo, Jawa Timur, hangus dilalap si jago merah.
Insiden yang terjadi sekitar pukul 09.00 WIB ini tidak menimbulkan korban jiwa, namun menjadi pengingat keras akan bahaya kebakaran lahan di tengah kondisi kering.
BNPB pun kembali menegaskan pentingnya kewaspadaan masyarakat terhadap potensi bencana hidrometeorologi dan imbauan untuk tidak melakukan pembakaran sembarangan.
Pemadaman Penuh Tantangan
Api mulai berkobar pada Minggu pagi. Meskipun penyebab pasti kebakaran masih dalam penyelidikan pihak berwajib, namun kondisi lahan yang kering akibat kemarau panjang menjadi faktor pemicu utama penyebaran api.
- Lokasi Kejadian: Desa Sumberkolak, Kec. Panarukan, Kab. Situbondo, Prov. Jawa Timur.
- Luas Terdampak: Sekitar 3,5 hektar lahan.
- Korban: Tidak ada laporan korban jiwa maupun luka-luka.
Tim Reaksi Cepat Penanggulangan Bencana (TRC PB) BPBD Kabupaten Situbondo segera bergerak cepat.
Bersama tiga unit mobil pemadam kebakaran dari Damkar Kota Situbondo, mereka menuju lokasi untuk melakukan penyekatan dan pemadaman.
Proses pemadaman menjadi tantangan tersendiri karena akses menuju titik api yang sulit dijangkau oleh armada pemadam.
Petugas terpaksa menggunakan alat semprot manual dan metode pengepyokan, sebuah teknik pemadaman tradisional menggunakan ranting atau benda lain untuk memukul-mukul api. Upaya heroik ini melibatkan berbagai pihak:
- Pusdalops dan TRC PB BPBD Kabupaten Situbondo.
- Dinas Pemadam Kebakaran dan tiga unit mobil pemadam kebakaran Kota Situbondo.
- Personel TNI dan Polri.
- Tagana, perangkat Kecamatan Panarukan, serta relawan.
Setelah beberapa jam berjibaku, api akhirnya berhasil dipadamkan sepenuhnya pada pukul 13.40 WIB di hari yang sama.
Meskipun api telah berhasil dikendalikan, BPBD Kabupaten Situbondo tidak lantas lengah. Petugas tetap melakukan pemantauan intensif dan pembasahan di lokasi.
Langkah ini diambil untuk mencegah munculnya titik api baru yang bisa kembali memicu kebakaran.
Aparat desa dan masyarakat juga diimbau untuk meningkatkan kewaspadaan, mengingat ancaman kebakaran lahan sangat tinggi di musim kemarau panjang seperti saat ini.

Jangan Bakar Lahan Sembarangan!
Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, Abdul Muhari kembali menekankan pentingnya peran serta masyarakat dalam pencegahan bencana. Ia mengimbau seluruh masyarakat untuk:
- Tetap Waspada: Terhadap potensi bencana hidrometeorologi lainnya seperti angin kencang, puting beliung, dan hujan dengan intensitas tinggi yang dapat datang kapan saja.
- Hindari Pembakaran Sembarangan: Jangan melakukan pembakaran lahan dan sampah secara sembarangan. Praktik ini sering menjadi pemicu awal kebakaran yang kemudian sulit dikendalikan dan menimbulkan dampak luas.
- Laporkan Cepat: Apabila terjadi bencana, masyarakat diminta segera menghubungi BPBD setempat atau layanan darurat agar penanganan dapat dilakukan secara cepat dan tepat.
Peristiwa kebakaran lahan di Situbondo ini bukan hanya catatan lokal, melainkan refleksi dari tantangan nasional yang terus berulang setiap musim kemarau.
Di tengah ancaman perubahan iklim dan cuaca ekstrem, menjaga kelestarian lingkungan dan mencegah kebakaran lahan adalah tanggung jawab bersama.
Kisah heroik tim pemadam di Situbondo menjadi bukti kegigihan dalam menghadapi bencana, namun pencegahan tetap menjadi kunci utama.
Mari bersama-sama menjadi agen perubahan, tidak hanya untuk Situbondo, tetapi untuk seluruh Indonesia, agar musibah seperti ini tidak lagi terulang dan alam kita tetap terjaga. (GR)





