Ancaman Nyata Perubahan Iklim ? Sumut Banjir, Ribuan Jiwa & Pertanian Terdampak!

Sumut Darurat Banjir: Lebih dari 10 Ribu Warga Medan Mengungsi, Tanggul Jebol di Tebing Tinggi

Medan – Provinsi Sumatera Utara (Sumut) dilanda rentetan bencana banjir selama akhir pekan, memaksa ribuan warga mengungsi dan menimbulkan kerugian signifikan.

Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) melaporkan, setidaknya tiga kejadian banjir melanda Sumut sejak Sabtu hingga Minggu (12/10/25).

Titik terparah terjadi di Kota Medan, di mana lebih dari 10.800 jiwa terdampak, sementara bencana lain dipicu oleh jebolnya tanggul Sungai Bahilang yang merendam Kota Tebing Tinggi.

Upaya penanganan dan evakuasi darurat terus dilakukan oleh tim gabungan di lokasi.

Ribuan Warga Mengungsi

Personil BPBD membantu evakuasi warga terdampak banjir di wilayah Kota Medan, Sumut pada Sabtu (11/10/25) – Foto: Dok. BPBD Kota Medan

Banjir terparah melanda Kota Medan pada Sabtu malam (11/10/25). Hujan dengan intensitas tinggi memicu kenaikan debit air secara tiba-tiba dan merendam rumah-rumah warga di 8 kecamatan dan 18 kelurahan.

Menurut data sementara yang dirilis BNPB, dampak bencana ini sangat masif:

  • Terdampak: 3.799 Kepala Keluarga atau 10.841 jiwa.
  • Kerugian Fisik: 3.361 rumah terendam banjir.
  • Evakuasi: Sekitar 845 warga terpaksa mengungsi ke tempat ibadah dan sekolah terdekat.
  • Tim BPBD Kota Medan dan instansi terkait berhasil mengevakuasi 69 warga terdampak banjir.

Petugas di lapangan segera melakukan pendataan, pemantauan, dan penanganan. Meskipun sudah memasuki hari Minggu (12/10/25).

Foto: BPBD Kota Medan

Laporan terakhir menyebutkan bahwa air masih menggenangi sebagian rumah warga. Masyarakat diimbau agar tetap siaga apabila terjadi kenaikan debit air susulan secara tiba-tiba.

Tanggul Jebol Serdang Bedagai

Penderitaan akibat bencana air tak berhenti di Medan. Bergeser ke timur, Kota Tebing Tinggi juga ikut terendam.

Banjir kali ini tidak hanya disebabkan oleh hujan deras lokal, tetapi juga dampak eksternal dari jebolnya tanggul Sungai Bahilang di Kecamatan Syahbandar, Kabupaten Serdang Bedagai, pada Minggu (12/10/25) siang.

Bencana ini merendam dua kecamatan dan empat kelurahan di Kota Tebing Tinggi. Dampak yang tercatat adalah:

  • Terdampak: 647 Kepala Keluarga atau 2.531 jiwa.
  • Kerugian Fisik: 640 rumah terdampak banjir.
  • Ketinggian Air: Berkisar antara 30 – 70 cm.

BPBD Kota Tebing Tinggi langsung bergerak cepat. Selain melaksanakan asesmen kebutuhan mendesak, mereka juga berkoordinasi dengan BPBD Kabupaten Serdang Bedagai.

Selain itu Balai Wilayah Sungai Sumatera II (BWSS II), serta operator pintu Bendung Bajayu dan Bendung Sibarau, juga ikut dalam koordinasi tersebut.

Personil BPBD membantu dukungan logistik bagi warga terdampak banjir – Foto: Dok. BPBD Kota Medan

Koordinasi ini penting untuk memantau kondisi debit air Sungai Padang dan Sungai Bahilang dari hulu hingga hilir secara real-time. Dilaporkan bahwa kondisi air di Sungai Bahilang masih tinggi, meskipun Sungai Padang normal.

Banjir Mulai Surut, Lahan Pertanian Terpukul

Jejak banjir juga meluas hingga ke Kabupaten Batubara, tepatnya di Kecamatan Medang Deras. Curah hujan yang cukup tinggi memicu banjir setinggi 30 – 60 cm di Desa Sei Buah Keras dan Desa Nenassiam.

Meskipun banjir dilaporkan mulai surut saat laporan ini dibuat, kerugian yang ditimbulkan mencakup:

  • Warga Terdampak: 65 Kepala Keluarga.
  • Infrastruktur: 1 fasilitas pendidikan dan 1 Tempat Pemakaman Umum (TPU) terendam.
  • Ekonomi: 200 meter ruas jalan, 31 hektar lahan persawahan, dan 65 hektar perkebunan sawit terendam.

BPBD Kabupaten Batu Bara telah berkoordinasi dengan pemerintah desa dan kecamatan untuk pendataan dan penanganan lebih lanjut.

Kondisi banjir yang terjadi di wilayah Kec. Medang Deras, Kab. Batubara, Sumut – Foto: Dok. BPBD Kabupaten Batubara

Rentetan bencana banjir yang terjadi di Medan, Tebing Tinggi, dan Batubara dalam waktu berdekatan menunjukkan perlunya kesiapsiagaan tinggi di Sumatera Utara.

Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, Abdul Muhari menggarisbawahi pentingnya kewaspadaan, terutama mengingat kondisi air di beberapa sungai masih tinggi.

Tim penanggulangan bencana di tingkat daerah terus bekerja keras mendata kebutuhan, memberikan bantuan, dan memastikan keselamatan warga yang terdampak.

Petugas dari berbagai instansi juga terus mengimbau agar masyarakat selalu memantau informasi resmi dari BPBD setempat. (GR)

banner 400x130

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *