Denpasar — Dampak dari hujan ekstrem yang mengguyur Bali dan menyebabkan banjir bandang, selain merenggut nyawa dan memaksa ratusan warga mengungsi, juga melumpuhkan ribuan sekolah.
Menanggapi kondisi darurat ini, Kemendikdasmen bergerak cepat memastikan bantuan segera mengalir ke institusi pendidikan yang terdampak. Data sementara menunjukkan dampak masif yang belum pernah terjadi sebelumnya.
Berdasarkan pemetaan Dapodik, total 1.835 sekolah terdampak banjir. Angka ini mencakup sekolah dari berbagai jenjang, dengan sebaran terluas di Kota Denpasar yang mencapai 948 sekolah.
- 1.835 Sekolah Terendam: mengganggu kegiatan belajar mengajar.
- 60 Sekolah Rusak Berat: Bangunan hancur, fasilita tak bisa lagi digunakan, bukti nyata kerusakan parah.
- 906 Siswa dan 74 Guru Terdampak: korban tak langsung yang kehilangan ruang belajar dan mengajar.
Bantuan dan Pemulihan Segera

Direktur Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini, Pendidikan Dasar, dan Pendidikan Menengah (Dirjen PAUD Dasmen), Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah (Kemendikdasmen), Gogot Suharwoto menyampaikan keprihatinan mendalam atas musibah ini.
“Kami akan memberikan bantuan berupa sarana dan perbaikan prasarana sekolah, sehingga mengurangi resiko dampak banjir, pada tahun anggaran 2026,” ujar Gogot dihadapan media.
Ia juga menegaskan pentingnya pemulihan layanan pendidikan.
“Layanan pendidikan harus tetap diberikan segera untuk memastikan anak-anak kita tetap belajar walaupun di kondisi pasca darurat bencana,” imbuhnya.

Pada kesempatan tersebut Dirjen Gogot yang didampingi oleh Kepala BPMP Provinsi Bali, I Made Alit Dwitama memberikan bantuan berupa school kit.
Bantuan itu diberikan kepada siswa di beberapa sekolah, termasuk SDN 04 Dauh Puri, yang menjadi salah satu titik terparah.
Gogot juga menyampaikan belasungkawa sedalam-dalamnya, atas korban jiwa yang mencapai 18 orang meninggal dunia dan 2 lainnya masih belum ditemukan.
Sinergi antara pemerintah pusat dan daerah pun diperkuat. Gubernur Bali dan Walikota Denpasar telah menetapkan Status Tanggap Darurat Bencana Cuaca Ekstrem selama 7 hari, dari 10 hingga 17 September 2025.
Meskipun sekolah sedang libur Hari Raya Pagerwesi saat banjir datang, aktivitas pemulihan telah dimulai.
Dinas Pendidikan Bali dan Sekretariat SPAB Bali terus melakukan pembaruan data sekolah terdampak, untuk memastikan tidak ada satu pun yang terlewat dari perhatian.(NR)
Baca juga :





