Yogyakarta – Revolusi dakwah terus berkembang, kini merangkul kaum difabel dengan menghadirkan bahasa isyarat sebagai medium dakwah Islam. Dalam acara Berkah Ramadhan bersama para difabel, tidak hanya memperkenalkan pelatihan metode baru dalam penyebaran ajaran Islam, tetapi juga memberdayakan penyandang disabilitas melalui pelatihan guru ngaji tunarungu dan penyebaran 101 dai difabel.
Dengan adanya pelatihan ini, para dai difabel kini memiliki kemampuan menyampaikan pesan Islam kepada komunitas tunarungu. Ini menjadi langkah awal menjadikan bahasa isyarat sebagai bagian integral dalam dakwah, memastikan Islam dapat dipahami oleh semua orang, tanpa kecuali.
Program Berkah Ramadhan, yang digagas oleh Badan Pengelola Keuangan Haji (BPKH) dan Lazismu Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) DIY, berlangsung di halaman Kantor PWM DIY (27/3).
Ketua PWM DIY, Ihwan Ahada, menegaskan bahwa program ini merupakan wujud nyata dari Teologi Al-Ma’un, yang mengajarkan sikap welas asih tanpa batas. “Inilah yang terus kami upayakan di Yogyakarta,” ujarnya.
Perwakilan BPKH, Sulistyowati, berharap program Berkah Ramadhan ini bisa bermanfaat untuk masyarakat sehingga dana yang dikelola bisa berdampak nyata.
“Ini adalah komitmen BPKH agar dana yang dikelola benar-benar berdampak langsung pada masyarakat,” ujarnya.
Menurutnya langkah kecil yang telah dimulai ini dapat menciptakan masyarakat yang lebih terbuka dan inklusif, di mana dakwah dapat diakses oleh semua orang. (Yud)