JAKARTA – Ketidakpastian ekonomi global yang semakin mencekam akibat memanasnya perang dagang antara Amerika Serikat dan sejumlah mitra dagangnya, mulai menunjukkan dampak nyata terhadap stabilitas pasar keuangan di dalam negeri.
Nilai tukar rupiah kini berada di titik rawan, menembus angka Rp17.000 per dolar AS. Sementara indeks saham domestik terkoreksi lebih dari 7 persen, hanya dalam hitungan hari.
Kondisi ini menimbulkan efek domino yang mencemaskan. Namun di tengah kepanikan pasar, ada satu komoditas yang justru bersinar terang, yaitu emas.
Komoditas kuning itu kembali membuktikan perannya sebagai safe haven, atau tempat perlindungan aset yang paling aman saat badai ekonomi menerjang.
Pantauan di berbagai titik penjualan emas, masyarakat tampak rela mengantre panjang baik di konter langsung maupun di mesin ATM emas otomatis.
Harga Emas Terus Meroket
Fenomena ini menjadi sinyal kuat bahwa masyarakat mulai beralih ke instrumen yang dinilai lebih stabil. Harga emas global pun meroket, menyentuh rekor baru di USD 3.167 per ounce.
Di dalam negeri, harga emas terus mengalami kenaikan. Berdasarkan data terbaru 18 April 2025:
- Emas Antam: Rp2.045.000 per gram (naik dari Rp2.004.000)
- Emas Galeri 24: Rp1.974.000 per gram (naik Rp32.000 dari sebelumnya)
- UBS: Rp1.997.000 per gram (naik dari Rp1.965.000)
Tak hanya pembelian emas batangan, tren membuka rekening tabungan emas di Pegadaian dan Galeri 24 juga mengalami lonjakan, terutama dari kalangan karyawan, investor pemula, hingga ibu rumah tangga.
Baca juga : Emas Naik, Ayam Turun! Ada Apa dengan Harga Pasar ?
Pangan Bergerak Fluktuatif, Cabai Melonjak, Beras Menurun
Sementara emas bersinar, dinamika harga pangan menunjukkan pola fluktuatif. Berdasarkan data Panel Harga Badan Pangan Nasional (Bapanas) per Jumat pagi (18/4/2025) pukul 07.00 WIB:
- Cabai rawit merah: Rp82.000/kg (naik dari Rp81.663)
- Cabai merah keriting: Rp63.000/kg (naik dari Rp59.667)
- Bawang merah: turun jadi Rp43.667/kg (dari Rp45.742)
- Beras premium: Rp15.021/kg (turun tipis)
- Beras medium: Rp13.033/kg (juga turun)
- Jagung: Rp5.763/kg (turun dari Rp6.214)
- Daging sapi: Rp130.625/kg (turun dari Rp135.790)
- Telur ayam: Rp27.776/kg (turun dari Rp29.242)
- Minyak goreng kemasan: Rp19.542/liter (turun dari Rp20.764)
Fenomena ini menunjukkan bagaimana harga kebutuhan pokok terus bergerak dinamis di tengah gejolak global, sementara daya beli masyarakat pun mulai mengalami tekanan akibat melemahnya nilai tukar rupiah.
Saat dunia penuh ketidakpastian dan pasar keuangan bergejolak, masyarakat mulai menunjukkan insting bertahan dengan beralih ke emas, dan lebih selektif dalam konsumsi pangan.
Emas kini tak hanya menjadi simbol kemewahan, tapi juga perlindungan paling logis bagi masyarakat yang mencari stabilitas keuangan di tengah badai ekonomi dunia (YA)
Baca juga : Harga Ayam Anjlok, Peternak Lokal Terancam Bangkrut