Gereja Katolik Satu-satunya di Gaza Diserang Tank Israel, Pastor dan Warga Terluka

Serangan ke Gereja Holy Family Tewaskan 3 Orang, Latin Patriarkat Kutuk Keras dan Serukan Dunia Bertindak Hentikan Tragedi Gaza

Gaza, Palestina – Suasana duka menyelimuti komunitas Katolik Gaza setelah satu-satunya gereja Katolik di wilayah tersebut, Holy Family Church, dihantam serangan tank Israel pada Jumat  (18/7) pagi waktu setempat  Serangan tersebut mengakibatkan tiga warga meninggal dunia dan beberapa lainnya luka-luka, termasuk Pastor Gabriel Romanelli.

“Yang kami ketahui, sebuah tank, yang menurut IDF dilakukan secara tidak sengaja, namun kami belum yakin akan hal itu—telah menghantam langsung Gereja Holy Family,” ungkap Kardinal Pierbattista Pizzaballa, Patriark Latin Yerusalem, kepada Vatican News.

Menurut laporan resmi Latin Patriarkat Yerusalem yang dirilis melalui platform X, saat serangan terjadi, terdapat sekitar 500 pengungsi Kristen yang sedang mencari perlindungan di kompleks gereja tersebut. Pernyataan itu menekankan bahwa tempat ibadah tersebut telah menjadi satu-satunya harapan bagi warga sipil yang kehilangan rumah dan harta benda.

“Orang-orang di dalam kompleks Holy Family adalah mereka yang mencari perlindungan, berharap kengerian perang setidaknya menyisakan nyawa mereka, setelah kehilangan semuanya,” tulis Patriarkat dalam pernyataannya.

Kardinal Pizzaballa juga menambahkan bahwa komunikasi dengan Gaza sangat terbatas, sehingga informasi yang mereka terima masih belum lengkap. Ia menyampaikan keprihatinannya terhadap warga yang luka berat dan mengutuk keras serangan terhadap tempat suci.

Latin Patriarkat Yerusalem menyatakan bahwa serangan ini adalah bagian dari penderitaan yang lebih luas yang dialami masyarakat Gaza. “Tragedi ini tidak lebih mengerikan dari yang lain. Kematian, penderitaan, dan kehancuran menyelimuti setiap sudut Gaza,” tulis mereka.

Sebagai bentuk solidaritas, Patriarkat kembali menyerukan kepada para pemimpin dunia agar bersuara dan mengambil tindakan nyata. “Waktunya telah tiba untuk menghentikan tragedi yang secara moral dan kemanusiaan tidak dapat dibenarkan ini,” demikian seruan dalam pernyataan tersebut.

Mengakhiri pesannya, Kardinal Pizzaballa menegaskan, “Kami tidak akan pernah meninggalkan mereka sendirian (YA)

 

banner 400x130

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *