Madrid, Spanyol – Udara di Real Madrid terasa berbeda. Bukan sekadar hiruk-pikuk latihan biasa, melainkan semerbak harapan yang menyelimuti setiap sudut.
Kamera-kamera menyala, lampu menyorot panggung, dan para penggemar menanti. Mereka tahu, ini adalah awal dari sebuah babak baru, kembalinya salah satu “anak hilang” yang kini telah tumbuh menjadi seorang maestro.
Sebuah video emosional mengawali acara, memutar kembali kilasan perjalanan seorang pria, dari gelandang elegan hingga arsitek kesuksesan di pinggir lapangan.
Lalu, Presiden Real Madrid, Florentino Pérez naik ke podium, dan memberikan pernyataan dengan suara kebanggaan dan harapan.
“Kekuatan klub ini adalah terus bekerja untuk memastikan impian semua madridismo terwujud. Ini adalah fajar era baru. Pelatih yang datang ini sudah menjadi salah satu yang terbaik di dunia dan perwujudan nilai-nilai Real Madrid, karena dia sepenuhnya menyadari apa yang diwakili oleh lambang dan seragam ini.” ucap Florentino Pérez dikutip dari pernyataan resmi Real Madrid Official Site.
Pérez melanjutkan, “Dia berada di sini sebagai pemain ketika era keemasan baru dalam sejarah kami dimulai, ketika kami mengangkat Piala Eropa Ke 10 yang tak terlupakan di Lisbon. Hari ini, kami menyambut kembali salah satu dari kami, Xabi Alonso.”
Jejak Emas Sang Filosof Lapangan
Xabi Alonso, nama yang tak asing bagi para penggemar setia Los Blancos. Ia adalah bagian dari tim yang mengukir sejarah “La Décima,” piala Liga Champions ke 10 yang begitu didambakan.
Namun, perjalanan Alonso tak berhenti di sana. Setelah gantung sepatu, ia memilih jalan sunyi, belajar dari akar rumput, bahkan dari bangku cadangan tim U-12 Real Madrid pada 2018.
- Akar di Real Madrid: Mengawali karier kepelatihan di tim U-12 Real Madrid, mengantarkan mereka menjadi juara.
- Sukses di Tanah Kelahiran: Melanjutkan ke Real Sociedad, melatih tim muda, dan berhasil membawa mereka promosi ke Segunda División.
- Pengukir Sejarah di Jerman: Membuat sejarah di sepak bola Jerman, membawa Bayer Leverkusen meraih gelar Bundesliga, sesuatu yang belum pernah dicapai klub tersebut sebelumnya.
- Ia juga mengantarkan Leverkusen meraih Piala Super Jerman pertama dan Piala Jerman kedua.
“Kami semua dengan cepat melihat takdirmu, sejak saat kau duduk di dugout pada tahun 2018, bertanggung jawab atas tim U-12 kami,” kenang Pérez.
“Tim itu dinobatkan sebagai juara Liga dan Turnamen Para Juara. Tapi yang terpenting adalah bagaimana itu menetapkanmu di jalur yang akan kau pijak dengan gayamu sendiri dan dengan filosofimu sendiri.”
Perjalanan itu, digabungkan dengan karier profesionalnya yang cemerlang sebagai pemain, kini menempatkan Xabi Alonso sebagai salah satu figur terhebat di sepak bola dunia, dan salah satu pelatih terbaik saat ini.
Menurut Perez, jalan kepelatihan ini, di samping karier profesional brilian Xabi, menjadikan ia salah satu figur hebat di sepakbola dan salah satu pelatih terbaik di dunia saat ini.
“Hari ini, kau kembali ke Real Madrid sebagai pelatih tim utama, untuk menghadapi salah satu tantangan terbesar dalam hidupmu sejauh ini. Kau akan didukung oleh para penggemar yang mencintai dan mengagumimu,” ungkap Perez.

“Pulang ke Rumah,” Penuh Energi dan Harapan Baru
Dilansir dari Real Madrid Official Site, Xabi Alonso kini adalah pelatih baru Real Madrid dan menandatangani kontrak yang akan mengikatnya dengan klub selama tiga musim ke depan.
Usai meneken kontrak, Xabi Alonso menyatakan era kepelatihan Carlo Ancelotti telah berakhir, dan Ancelotti, yang juga pernah menjadi pelatihnya, telah meninggalkan jejak mendalam
“Saya senang bisa kembali ke sini, ke rumah saya. Saya sudah pergi selama beberapa tahun, tetapi ikatan dengan madridismo tidak pernah pudar. Siklus telah berakhir di bawah Ancelotti, yang adalah pelatih saya. Dia meninggalkan jejak pada saya dan telah menjadi pengaruh besar. Saya tidak akan berada di sini tanpa semua yang saya pelajari darinya,” tutur Alonso dengan nada hormat.
Setelah penandatanganan kesepakatan, Xabi Alonso diberikan replika stadion, sebuah jam tangan, dan jersey yang dicetak dengan namanya.
Xabi Alonso telah kembali, dari seorang gelandang elegan yang memenangkan “La Décima” hingga seorang pelatih yang membawa Bayer Leverkusen mengukir sejarah.
Kini, ia siap memimpin Real Madrid menuju fajar baru, sebuah era yang diharapkan akan dipenuhi dengan kegembiraan dan trofi-trofi baru.(*)
Baca juga :