Kab. Tangerang – Di atas panggung Auditorium Green Office Park (GOP) 9, BSD City, kata-kata tak lagi membisu. Ia menemukan denyut dan melesat, membelah batas imajinasi.
Di sanalah, sebuah misi dicanangkan, “Literasi untuk Negeri: Dari Kata Menjadi Karya,” sebuah seruan tegas yang mengukir daya saing anak bangsa.
Bayangkan, di tengah derasnya arus informasi digital yang kadang menyesatkan, ada sebuah oasis. Oasis itu adalah workshop peringatan Hari Buku Nasional.
Tempat bagi 113 insan dari berbagai latar belakang, mulai dari para pejuang Taman Bacaan Masyarakat (TBM), guru, siswa sekolah binaan CSR Sinar Mas Land, hingga masyarakat umum dari Tangerang Selatan dan sekitarnya bertemu.
Managing Director of President Office Sinar Mas Land, Dony Martadisata mengungkapkan esensi di balik kegiatan workshop itu.
“Di tengah derasnya arus informasi digital, budaya literasi menjadi pondasi penting dalam membentuk generasi yang kritis, kreatif, dan berdaya saing,” tuturnya.
Sentuhan Magis Sang Maestro Kata
Di balik mimbar, dua sosok pembentuk kata hadir. Ada Penulis Azhar Nurun Ala, seorang penulis yang karyanya mampu merangkai “Seribu Wajah Ayah” menjadi cerita bermakna.
Di sampingnya, Editor Senior Penerbit Grasindo, Adi Pramono membuka tirai misteri dapur perbukuan. Ia membimbing peserta memahami bagaimana sebuah naskah mentah dipoles hingga berkilau siap dibaca.
Sesi demi sesi, diskusi demi diskusi, mengalir bagai sungai. Tidak ada sekat formal, hanya ada tanya jawab yang interaktif mempertemukan pengalaman praktisi dengan dahaga para calon penulis dan penggiat literasi.
Ini bukan sekadar teori, ini adalah denyut nadi industri buku yang dibagi langsung kepada mereka yang ingin menjadi bagian darinya.
Dony Martadisata menegaskan bahwa peringatan Hari Buku Nasional bisa menjadi momen ajakan konkret, untuk menghidupkan kembali semangat membaca dan menulis terutama di kalangan generasi muda.
“Workshop dan lomba literasi ini dapat membuka ruang bagi masyarakat untuk mengekspresikan gagasan, mengasah imajinasi, dan memperkuat kemampuan literasi. Ini adalah bagian dari komitmen jangka panjang Sinar Mas Land dalam membangun ekosistem pendidikan dan budaya yang inklusif, serta berkontribusi terhadap penguatan kualitas sumber daya manusia Indonesia secara berkelanjutan,” tegas Dony.
Dari Lomba Menjadi Antologi Abadi
Sebelum workshop memuncak, ada sebuah perjalanan lain yang tak kalah menarik: Lomba Menulis Cerita Anak Negeri.
Sejak 24 April hingga 4 Mei 2025, dunia maya menjadi saksi kreativitas 51 peserta dari berbagai kalangan, tanpa batasan usia. Mereka menuangkan ide, merangkai kata, dan membentuk narasi yang kini abadi.
Karya-karya terbaik dari lomba ini tidak hanya berakhir sebagai pemenang. Mereka dihimpun dan diterbitkan dalam buku antologi kedua berjudul “Cerita untuk Anak Negeri.”
Buku ini bukan sekadar kumpulan tulisan, ia adalah monumen bagi imajinasi. Bukti bahwa setiap orang punya cerita untuk dibagikan.
Penyerahan buku ini di workshop menjadi momen haru, disusul dengan apresiasi berupa uang tunai, merchandise, dan sertifikat elektronik.
Literasi: Perjalanan Berkelanjutan
Ini adalah tahun kedua Sinar Mas Land konsisten menggelar inisiatif literasi. Lebih dari sekadar memperingati Hari Buku Nasional, tujuannya adalah membakar semangat membaca dan menulis yang tak pernah padam.
Terutama di kalangan komunitas TBM, pelajar sekolah binaan, guru, penggiat literasi, dan tentu saja, masyarakat umum.
Kolaborasi erat dengan komunitas lokal, sekolah & praktisi literasi menjadi kunci. Melalui sinergi ini, Sinar Mas Land berharap dapat menenun ekosistem membaca & menulis yang kuat & berkelanjutan, khususnya di BSD City dan wilayah sekitarnya.
Mereka percaya, literasi bukanlah sebuah tujuan akhir, melainkan sebuah perjalanan tak berujung yang terus membuka cakrawala dan memperkuat kualitas sumber daya manusia Indonesia. (*)
Baca juga :