Aceh Tamiang – Presiden Prabowo Subianto kembali menginjakkan kaki di Aceh Tamiang Jumat (12/12/25), kunjungan yang menandai kehadiran ketiganya di wilayah terdampak bencana dalam periode krisis ini.
Dalam lawatan yang dilakukan hanya beberapa jam setelah menyelesaikan rangkaian kunjungan luar negeri yang padat, Presiden membawa janji besar: mengganti semua rumah warga yang hanyut atau hilang akibat banjir dan longsor.
Presiden Minta Korban Bersabar
Kunjungan ketiga ini tidak hanya fokus pada percepatan pembangunan pasca-banjir, tetapi juga membawa misi kemanusiaan yang mendalam ke posko-posko pengungsian.
Presiden memberikan semangat, motivasi, dan menjamin pemulihan yang lebih cepat.

Di posko pengungsian SMP 2 Wih Pesam, Bener Meriah, Aceh Tengah, Prabowo meminta warga terdampak untuk bersabar.
Ia menegaskan pemerintah akan berupaya maksimal menangani bencana alam yang terjadi.
“Kita butuh kesabaran dari bapak-ibu sekalian karena tidak bisa kita seketika selesaikan semua itu,” ujar Prabowo.
“Saya minta maaf, Presiden Indonesia tidak punya tongkat Nabi Musa,” ucapnya, merujuk pada penanganan masalah banjir yang tidak bisa diselesaikan secara instan.
Pengerahan Sumber Daya
Untuk memastikan bantuan tiba, Presiden Prabowo memastikan pemerintah telah mengerahkan puluhan helikopter dan pesawat guna mengirimkan bantuan kepada korban bencana di lokasi yang sulit dijangkau.
Pengerahan sumber daya ini menjadi bukti keseriusan pemerintah.
- Pengerahan Bantuan: Puluhan helikopter dan pesawat dikerahkan untuk pengiriman logistik.
- Ganti Rugi: Pemerintah merencanakan penggantian semua rumah yang hanyut dan hilang.
- Pemantauan Berkelanjutan: Prabowo memastikan jajaran pemerintah pusat dan daerah akan terus memantau perkembangan di lapangan.
“Kita akan atasi, kita akan bergerak bersama. Kita sudah kerahkan puluhan helikopter, puluhan pesawat, kita sudah siapkan juga. Kita sudah rencana untuk mengganti semua rumah yang hanyut, yang hilang,” kata Prabowo.
Listrik Jadi Kendala Utama
Selain janji ganti rugi, Presiden juga meninjau langsung kondisi di posko pengungsian, termasuk di kawasan Jembatan Aceh Tamiang, dan berdialog dengan para korban di Takengon.
Dalam interaksi tersebut, ia secara terbuka mengakui adanya tantangan berat dalam pemulihan, terutama pada sektor energi.
“Kami memahami, mungkin sektor listrik yang belum sepenuhnya normal. Sudah mulai diupayakan, namun kami tahu di lapangan keadaannya sangat sulit,” tutur Presiden Prabowo.
Presiden juga menyampaikan permohonan maaf apabila terdapat kebutuhan masyarakat yang belum tertangani optimal, dengan alasan hambatan teknis dan kondisi medan yang sulit.

Prabowo mengapresiasi kerja keras seluruh pihak, mulai dari pemerintah daerah hingga aparat keamanan, yang telah bahu-membahu menangani bencana.
Ia menekankan perlunya semangat gotong royong untuk mengatasi situasi sulit ini.
“Kita akan bersama bapak-bapak, ibu-ibu. Bapak-bapak, ibu-ibu tidak akan sendiri, kita akan bersama,” imbuhnya, menjamin upaya pemulihan berjalan berkelanjutan dan memberikan dukungan penuh bagi masyarakat terdampak.
Sebelumnya, pemerintah telah memperkirakan kebutuhan anggaran rehabilitasi dan rekonstruksi infrastruktur dasar pascabencana banjir dan longsor di tiga provinsi di Sumatra sekitar Rp 51 Triliun.
Angka ini menunjukkan skala besar kerusakan yang harus diatasi.(YA)





