Manila – Drama hukum yang melibatkan mantan Presiden Rodrigo Duterte semakin memanas setelah Wakil Presiden Sara Duterte menyebut penangkapan ayahnya sebagai “penculikan negara.” Pernyataan yang mengejutkan ini muncul setelah mantan Presiden Duterte ditangkap pada Selasa (11/3/2025) malam di Bandara Internasional Ninoy Aquino, setelah tiba dari Hong Kong, untuk menghadapi tuduhan pelanggaran hak asasi manusia oleh Pengadilan Kriminal Internasional (ICC).
Berikut adalah beberapa fakta penting yang mengiringi peristiwa tersebut:
- Penangkapan Berbasis Surat Perintah ICC: Mantan Presiden Duterte ditangkap berdasarkan surat perintah dari ICC yang menuduhnya melakukan pelanggaran terhadap kemanusiaan, terkait perang melawan narkoba yang diluncurkannya selama masa jabatannya. Menurut laporan, setidaknya 6.000 orang tewas dalam perang tersebut, meskipun kelompok hak asasi manusia menyebut angka korban bisa mencapai 30.000 orang.
- Penolakan Untuk Diterbangkan ke Den Haag: Mantan Presiden Duterte menegaskan bahwa ia menolak untuk dibawa ke Den Haag, Belanda, untuk diadili oleh ICC. Dalam sebuah pernyataan langsung, ia mengatakan, “Kami bukan anggota ICC lagi, saya tidak akan setuju untuk dibawa ke sana.”
- Penangkapan Ditanggapi Keras oleh Sara Duterte: Wakil Presiden Sara Duterte menyatakan bahwa penangkapan ini merupakan pelanggaran terhadap kedaulatan Filipina, bahkan menyebutnya sebagai “penghinaan” terhadap seluruh bangsa Filipina. Dalam sebuah pernyataan yang dikeluarkan, ia mengatakan, “Pemerintah kita telah menyerahkan seorang warganya.bahkan mantan Presiden kepada kekuatan asing. Ini adalah penghinaan terhadap kedaulatan kita.”
- Pernyataan Tentang Hak Asasi Manusia: Sara Duterte lebih lanjut menekankan bahwa ayahnya telah “dilanggarnya hak-haknya” sejak penangkapannya. “Dia tidak dibawa ke otoritas hukum yang sah, ini bukan keadilan ini adalah penindasan dan penganiayaan,” ujarnya.
- Perkiraan Jumlah Korban Perang Narkoba: Selama pemerintahan Rodrigo Duterte, kebijakan perang narkoba yang kontroversial menyebabkan kematian ribuan orang, termasuk banyak orang miskin dan yang tidak terbukti terlibat dalam peredaran narkoba.
Pernyataan Mantan Presiden Duterte: Meskipun ia ditahan, Duterte tetap menegaskan bahwa ia tidak berniat melarikan diri, meskipun ia menolak untuk naik ke pesawat yang disiapkan untuk penerbangannya ke Den Haag. “Kami di fasilitas pemerintah, pelarian bukan masalah,” ujarnya.
Pengaruh Politik Sara Duterte: Dalam sebuah pernyataan, mantan Presiden Duterte juga memperingatkan bahwa tindakan ini bisa berbalik menjadi keuntungan bagi anak perempuannya. Ia menyatakan, “Jika Vice President Sara Duterte menjadi Presiden, ia akan menang dengan mudah karena tindakan ini.”
Dengan segala ketegangan yang terjadi, kejadian ini tidak hanya menarik perhatian masyarakat Filipina, tetapi juga dunia internasional, yang kini menunggu langkah selanjutnya dalam proses hukum yang melibatkan mantan Presiden Rodrigo Duterte terkait dengan kebijakan kontroversialnya.(YA)