Washington, AS – Presiden Donald Trump melalui Partai Republik di DPR AS mengajukan RUU besar-besaran yang menargetkan pemotongan pajak senilai setidaknya $4,9 Triliun (setara Rp 78.000 triliun).
Nantinya sebagian besar berasal dari pemangkasan program jaminan sosial seperti Medicaid, bantuan pangan (SNAP), serta insentif energi hijau yang selama ini diandalkan oleh jutaan warga Amerika.
RUU ini diberi nama mencolok oleh Komite Ways and Means DPR AS: “THE ONE, BIG, BEAUTIFUL BILL” sebuah penghormatan langsung terhadap gaya retorika khas Trump.
Di dalamnya mencakup perpanjangan pemotongan pajak dari masa jabatan pertama Trump, peningkatan pengurangan pajak standar, kredit pajak anak, dan pembebasan pajak warisan, hingga janji kampanyenya seperti penghapusan pajak atas uang tip dan potongan bunga kredit mobil.
Namun untuk menutup biayanya, Partai Republik mengusulkan pemangkasan besar:
- $880 miliar dari Medicaid
- $290 miliar dari program bantuan pangan SNAP
- serta pembatalan sebagian besar insentif energi hijau dari era Presiden Joe Biden.
Berdasarkan pantauan The Associated Press, Pemangkasan Medicaid diperkirakan akan mengurangi jumlah warga AS yang memiliki jaminan kesehatan sebanyak 8,6 juta orang, menurut analisis dari Kantor Anggaran Kongres (CBO).
RUU itu juga mengusulkan syarat baru untuk bisa menerima Medicaid, yaitu :
- Kewajiban minimal 80 jam aktivitas bulanan (kerja, sekolah, atau pengabdian masyarakat)
- Verifikasi ulang status dua kali setahun
- Untuk bantuan pangan, orang dewasa sehat tanpa tanggungan harus bekerja hingga usia 64 tahun untuk memenuhi syarat SNAP, naik dari usia 54 tahun saat ini
- Orang tua dengan anak usia tujuh tahun ke atas, akan diwajibkan bekerja agar tetap bisa menerima bantuan.
- Negara bagian akan diminta menanggung setidaknya 5% dari total biaya bantuan pangan mulai tahun 2028
Kontroversi dan Penolakan Internal
Beberapa anggota Partai Republik sendiri menyatakan keberatan. Senator Missouri, Josh Hawley mengatakan pemotongan Medicaid untuk membiayai pemotongan pajak adalah langkah yang “secara moral salah dan secara politik bunuh diri”.
“Jika Partai Republik ingin menjadi partai kelas pekerja, kita harus menolak pemotongan Medicaid dan mulai memenuhi janji Amerika untuk rakyat pekerja,” tulis Hawley dalam kolom opini di The New York Times.
Sementara itu, Anggota DPR dari Texas, Chip Roy memperingatkan bahwa total biaya RUU bisa membengkak hingga $20 triliun, dan mendesak pimpinan DPR serta Senat untuk menyiapkan rencana cadangan.
Janji Politik dan Ambisi Kampanye Trump
Trump sendiri menegaskan bahwa RUU ini adalah prioritas utama menjelang pemilu, dan menyatakan optimisme bahwa seluruh fraksi Republik akan bersatu.
“RUU ini HEBAT. Kita tidak punya pilihan lain, KITA HARUS MENANG!” tulisnya di media sosial X sebelum berangkat ke Timur Tengah.
RUU ini juga mengandung insentif pajak populis seperti :
- Potongan pajak untuk bunga kredit mobil buatan AS,
- Potongan $4.000 bagi pensiunan penerima jaminan sosial
- Peningkatan potongan pajak negara bagian dan lokal (SALT) dari $10.000 menjadi $30.000 untuk pasangan
Namun beberapa anggota DPR dari negara bagian pajak tinggi, seperti New York dan California, menilai angka ini masih terlalu kecil.
RUU setebal 389 halaman ini akan dibahas secara maraton dalam serangkaian dengar pendapat publik dimulai Selasa, demi memenuhi tenggat waktu yang ditetapkan Ketua DPR Mike Johnson sebelum libur Memorial Day.
RUU ini tidak hanya menjadi ajang uji nyali politik Partai Republik, tetapi juga membuka kembali perdebatan besar soal arah kebijakan fiskal AS, antara pemangkasan pajak untuk kelompok tertentu versus risiko hilangnya jaminan sosial bagi jutaan warga.
Meski dijanjikan sebagai “BIG BEAUTIFUL BILL”, jalan RUU ini masih panjang, penuh tantangan politik dan kemungkinan penolakan lintas partai dan mungkin juga di masyarakat luas. (YA)