Washington, AS – Presiden Amerika Serikat Donald Trump pada Rabu waktu setempat mengumumkan kebijakan penurunan tarif impor menjadi 10 persen bagi sebagian besar mitra dagang AS untuk jangka waktu 90 hari.
Langkah ini diambil guna memberikan ruang bagi negosiasi perdagangan lanjutan dengan negara-negara mitra. Pengumuman ini muncul hanya beberapa jam setelah AS secara resmi memberlakukan tarif impor baru yang lebih tinggi, termasuk tarif resiprokal, terhadap barang dari hampir 90 negara.
Tarif tersebut berkisar antara 11 hingga 50 persen, termasuk terhadap Indonesia yang dikenai tarif sebesar 32 persen. Kebijakan ini merupakan kelanjutan dari rencana Trump yang sebelumnya, pada 2 April 2025, telah menyatakan akan memberlakukan tarif dasar 10 persen atas impor dari lebih dari 180 negara.
Meski memberikan kelonggaran sementara kepada sebagian besar negara, Trump justru mengambil langkah sebaliknya terhadap China.
Dalam unggahan di media sosial Truth Social, ia mengumumkan bahwa tarif impor dari China dinaikkan secara drastis menjadi 125 persen dan berlaku seketika. Trump menyebut bahwa kenaikan ini disebabkan oleh “kurangnya rasa hormat yang ditunjukkan China terhadap Pasar Dunia.”
Menanggapi hal ini, China—yang merupakan mitra dagang terbesar ketiga AS—bereaksi cepat. Pada 9 April 2025, pemerintah China secara resmi mengumumkan balasan dengan menaikkan tarif atas barang-barang impor dari Amerika Serikat menjadi 84 persen. Ketegangan dagang antara kedua negara pun kembali memanas.
Baca juga : China Naikkan Tarif Impor Produk AS Jadi 84 Persen!
Di tengah dinamika tersebut, Presiden Amerika Serikat, Donald Trump menyatakan bahwa langkah penurunan tarif bersifat sementara dan merupakan bagian dari strategi negosiasi. “Yah, saya rasa orang-orang sedikit terlalu reaktif. Mereka mulai panik, kalian tahu, mereka mulai agak panik, sedikit takut,” ujar Trump kepada wartawan di Gedung Putih.
Menteri Keuangan AS, Scott Bessett, turut mengonfirmasi bahwa keputusan Trump untuk menunda pemberlakuan tarif luas memang telah direncanakan sejak awal. “Itu memang strategi beliau sejak awal,” ujarnya, meskipun sebelumnya para pejabat termasuk dirinya membantah akan adanya penangguhan tarif.
Sementara itu, Menteri Perdagangan AS, Howard Lutnick, dalam cuitannya mengungkapkan bahwa dirinya bersama Bessett duduk mendampingi Trump ketika sang presiden menulis pengumuman di Truth Social. Ia menyebut unggahan tersebut sebagai “salah satu unggahan paling luar biasa selama masa kepresidenannya.”
Lutnick juga menambahkan, “Dunia siap bekerja sama dengan Presiden Trump untuk memperbaiki perdagangan global, namun Tiongkok memilih arah sebaliknya.”
Kebijakan tarif ini telah menimbulkan gejolak di pasar keuangan global. Wall Street mencatat penurunan selama empat hari berturut-turut hingga hari Selasa, sebagai respons atas ketidakpastian arah kebijakan perdagangan AS. (Ep)
Baca juga :