Walikota Muslim AS, Mamdani, Bela Barista & Pekerja Starbucks

Mamdani dan Sanders Bela Pekerja, Ganti Rugi Rp 630 Miliar Untuk Upah Ribuan Pekerja

New York, AS — Aksi solidaritas mengejutkan terjadi di Brooklyn ketika dua politikus berhaluan sosialis, Walikota Terpilih, Zohran Mamdani dan Senator Bernie Sanders bergabung dalam garis piket pekerja Starbucks yang mogok pada Rabu (03/12/25).

Berdasarkan pantauan New York Times, peristiwa ini terjadi hanya beberapa jam setelah Pemerintah Kota New York mengumumkan kesepakatan penyelesaian historis senilai $ 39 Juta (sekitar Rp 630 Miliar) untuk ganti rugi upah bagi ribuan barista.

Kehadiran sosok berpengaruh ini memberikan hook kuat, mengaitkan perjuangan serikat pekerja kedai kopi tersebut dengan isu keterjangkauan hidup dan martabat pekerja di tengah kota metropolitan.

Mamdani menegaskan bahwa perjuangan serikat pekerja ini sejalan dengan fokus pemerintah kota yang akan datang, yaitu mengangkat kehidupan pekerja berpenghasilan rendah.

“Karena kita semua bersatu dalam keyakinan bahwa kita harus membangun New York di mana setiap pekerja dapat menjalani kehidupan yang layak,” ujar Mamdani di hadapan para pekerja yang mogok.

Ia menambahkan, kota ini harus memastikan pekerja yang menjadi motor penggerak ekonominya mampu untuk tinggal di New York.

Ganti Rugi & Jadwal Kerja

Pernyataan dukungan dari Mamdani dan Sanders bertepatan dengan pengumuman Walikota Eric Adams yang akan segera mengakhiri masa jabatannya. Pemerintah kota mencapai rekor penyelesaian perlindungan pekerja.

Penyelesaian ini mencakup 15.000 karyawan Starbucks yang secara ilegal ditolak haknya, atas jadwal kerja yang dapat diprediksi.

Walikota Terpilih Zohran Mamdani orasi bersama pekerja Starbucks yang mogok – Foto: Dok. New York Times
  • Nilai Penyelesaian: $ 39 Juta (setara dengan sekitar Rp 630 Miliar).
  • Penerima: Sekitar 15.000 karyawan Starbucks di New York City.
  • Kompensasi: $ 50 untuk setiap minggu kerja dari 4 Juli 2021 hingga 7 Juli 2024.

“Dengan penyelesaian bersejarah ini, kami akan mengembalikan puluhan juta dolar ke kantong warga New York yang bekerja keras, dan memperkuat hak setiap warga New York atas jadwal yang dapat diandalkan, jam kerja penuh, dan martabat dasar,” kata Walikota Adams dalam sebuah pernyataan resmi.

Tuntutan Masa Depan

Meskipun penyelesaian ini adalah kemenangan besar, ganti rugi tersebut hanya mencakup pelanggaran jadwal kerja di masa lalu dan terbatas di New York City.

Penyelesaian ini tidak menjawab tuntutan mendesak dari serikat pekerja untuk kontrak baru yang mencakup kenaikan upah, penambahan staf, dan perbaikan jam kerja.

Pemogokan yang diorganisir oleh serikat Starbucks Workers United ini mempengaruhi lebih dari 100 gerai di berbagai kota. Hal itu menunjukkan bahwa masalah ini bersifat sistemik dan meluas di seluruh Amerika Serikat.

Tuntutan para pekerja – Foto: Dok. Reuters

Kaari Harsila, 21 tahun, seorang kapten pemogokan untuk serikat pekerja menyoroti dampak dari praktik perusahaan saat ini.

“Di dalam toko, Anda bisa melihat dampak dari kekurangan staf dan jam kerja yang sedikit untuk orang-orang,” kata Harsila kepada  New York Times

“Setelah mereka kembali ke meja perundingan dan menyetujui kontrak, kami siap untuk mengakhirinya.”

Mamdani dan Sanders menggunakan momentum ini untuk menyerang kesenjangan ekonomi yang tajam.

Mereka menyoroti gaji besar CEO Starbucks, Brian Niccol, yang dilaporkan menerima $ 96 juta (sekitar Rp 1,5 Triliun) hanya dalam empat bulan menjabat. Sementara itu, banyak barista hidup dari gaji ke gaji.

“Kita hidup dalam perekonomian di mana orang-orang di puncak tidak pernah, tidak pernah sekaya ini,” tegas Senator Sanders, yang merupakan tokoh vokal dalam isu-isu keadilan ekonomi.

Aksi solidaritas di Gowanus ini menjadi simbol pertarungan yang lebih besar antara pekerja tingkat bawah dan korporasi raksasa, menggarisbawahi desakan publik terhadap upah yang adil dan martabat di tempat kerja.(YA)

banner 400x130

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *