Barcelona, Spanyol – Dampak perang dan konflik antar negara tak pernah lepas dari para korban yang menjadi saksi ambisius kekuasaan negara, mulai dari kekerasan, kelaparan hingga ancaman kematian.
Para korban peperangan tidak sedikit lansia yang masih berada di tempat pengungsian hingga bertahun tahun.
Kini ketika dunia makin terhubung secara digital, masih banyak ingatan yang hilang begitu saja, terutama mereka yang terlupakan yakni para pengungsi dan lansia.
Namun saat ini teknologi AI memberi peluang baru untuk menghidupkan kembali kenangan mereka yang tak sempat direkam, dalam bentuk visual yang menggugah emosi.
Inilah yang dilakukan Domestic Data Streamers (DDS), sebuah studio desain berbasis di Barcelona, Spanyol, lewat proyek ambisius mereka bernama Synthetic Memories, yang akan mengenang kembali peristiwa dan sejarah yang pernah dialami oleh para lansia dan pengungsi korban peperangan.

Kenangan yang Terhapus oleh Sejarah
Dalam laporan proyek Synthetic Memories oleh Al Jazeera pada 2024 :
- Tahun 2015, saat krisis pengungsi Eropa memuncak dengan 1,3 juta pencari suaka (terutama warga Suriah), Pau Aleikum Garcia, relawan muda asal Spanyol, membantu mereka yang baru tiba di Athena.
- Di sana, ia bertemu seorang nenek Suriah berusia akhir 70-an yang kehilangan hampir seluruh dokumentasi masa lalunya dalam perjalanan ke Yunani.
“Saya takut cucu saya akan tumbuh tanpa tahu dari mana mereka berasal,” kata sang nenek. Sebuah kalimat yang mengendap dalam benak Garcia dan kelak menjadi benih lahirnya proyek Synthetic Memories.
Apa Itu Synthetic Memories ?
- Proyek ini bertujuan untuk membangun kembali memori yang hilang atau tak pernah direkam, menggunakan teknologi AI generatif berbasis gambar seperti DALL-E 2 dan Flux.
- Berdasarkan data DDS atau Domestic Data Streamers yang kini beranggotakan 30 pakar dari psikologi, desain, jurnalisme hingga arsitektur, merancang gambar berdasarkan deskripsi verbal tentang kenangan, terutama dari lansia, pengungsi, atau komunitas yang mengalami penghapusan sejarah.
- Wawancara mendalam menjadi tahap awal. Subjek diminta menceritakan kenangan paling awal atau paling bermakna dalam hidup mereka.
- Tim DDS kemudian bekerja sama dengan prompter orang yang ahli dalam merancang input teks bagi AI visual, untuk menyusun deskripsi detail seperti model pakaian, jenis bangunan, suasana cahaya, dan elemen emosional lainnya.
- Wajah dan tubuh biasanya ditampilkan dari belakang atau buram, untuk menegaskan bahwa ini bukan foto nyata tapi representasi kenangan.

Kenangan Yang Dihidupkan Kembali
Beberapa kisah nyata dan catatan UNHCR terkait Laporan Pengungsi Global 2015 yang berhasil disulap menjadi gambar emosional :
- Pepita (105 tahun) yang melihat kereta untuk pertama kalinya saat kecil.
- Seorang wanita yang merekonstruksi sidang terhadap pelaku kekerasan seksual dalam keluarganya—guna membuka cerita kepada anggota keluarga lain.
- Carmen, anak dari seorang dokter yang dipenjara rezim Franco, hanya bisa melihat ayahnya dari balkon rumah tetangga yang menghadap penjara. Puluhan tahun kemudian, anak Carmen yang ternyata pernah bekerja di penjara itu mengonfirmasi gambar yang direkonstruksi dari memori ibunya.
Dampak Psikologis dan Terapi
DDS juga menggandeng institusi medis untuk uji coba proyek ini sebagai terapi reminiscence untuk penderita demensia dan Alzheimer.
Menurut Pimpinan Proyek, Airi Dordas, gambar-gambar yang tidak terlalu detail justru lebih menyentuh secara emosional, karena memungkinkan otak mengisi celah dengan imajinasi dan perasaan personal.
DDS sangat berhati-hati agar gambar yang dihasilkan tidak menambah kebingungan atau informasi palsu di internet. Semua visual secara eksplisit dilabeli sebagai “memori sintetik”, bukan dokumentasi nyata.
Proyek ini menunjukkan bagaimana teknologi canggih seperti AI bisa dimanfaatkan untuk sesuatu yang sangat manusiawi, yaitu mengingat.
Di tengah era digital yang sering kali cepat melupakan, Synthetic Memories adalah ajakan untuk merekam yang tak sempat direkam, menyuarakan yang dulu dibungkam, dan menyambungkan generasi yang terputus oleh sejarah.(YA)
Baca juga :