Amerika Serikat – Amerika Serikat mengusulkan aturan baru yang membatasi dan mengawasi investasi AS di China, terutama dalam bidang kecerdasan buatan (AI), semikonduktor, dan komputasi kuantum. Aturan ini merupakan tindak lanjut dari perintah eksekutif Presiden Joe Biden pada Agustus lalu yang menyoroti akses negara-negara tertentu terhadap pendanaan AS untuk pengembangan teknologi canggih yang dapat meningkatkan kemampuan militer dan intelijen mereka.
Departemen Keuangan AS pada Jumat (21/6) merilis rancangan aturan yang mengidentifikasi China, Hong Kong, dan Makau sebagai “negara yang menjadi perhatian”. Langkah ini merupakan bagian dari strategi Washington untuk membatasi perkembangan teknologi China yang berpotensi memberikan keunggulan militer atau mendominasi sektor-sektor baru seperti kendaraan listrik (EV).
Selain aturan pembatasan investasi, Biden juga menerapkan tarif tinggi terhadap kendaraan listrik China. Isu ini menjadi bagian dari persaingan politik antara Biden dan rivalnya dari Partai Republik, Donald Trump, dalam membuktikan siapa yang lebih tegas menghadapi China.
Aturan yang diusulkan akan melarang investor AS mendanai sistem AI di China yang dapat digunakan untuk aplikasi militer seperti pelacakan lokasi, sistem persenjataan, dan pertempuran. Pemerintah AS membuka masukan publik terkait aturan ini hingga 4 Agustus, sebelum menerbitkan regulasi final.
Meski pejabat pemerintahan Biden, termasuk Menteri Keuangan Janet Yellen, menegaskan bahwa AS tidak berniat sepenuhnya memutus hubungan ekonomi dengan China, ketegangan antara kedua negara terus meningkat. Hubungan bilateral semakin memburuk sejak insiden penembakan balon mata-mata China oleh militer AS pada Februari 2023. Selain itu, Biden juga memblokir kepemilikan lahan di dekat pangkalan nuklir Wyoming oleh perusahaan pertambangan kripto yang didukung China, dengan alasan risiko keamanan nasional.(YA)
Langkah terbaru ini menunjukkan bagaimana AS terus memperketat pengawasan terhadap investasi dan hubungan teknologinya dengan China, seiring meningkatnya persaingan geopolitik antara kedua negara.