Kab. Seluma, Bengkulu – Pemerintahan Presiden Prabowo Subianto mulai merealisasikan visi besar pembangunan nasional melalui kerangka kerja 8 Asta Cita, 17 Program Prioritas, dan 8 Program Hasil Terbaik Cepat (PHTC).
Salah satu fokus utamanya adalah memperkuat sektor pangan demi mewujudkan swasembada jagung, yang secara konkret diwujudkan dalam program penanaman jagung di Desa Jenggalu, Kecamatan Sukaraja, Kabupaten Seluma, Bengkulu.
Tenaga Ahli Utama PCO, Ricky Tamba menjelaskan bahwa seluruh agenda pembangunan Presiden Prabowo dirancang agar menjangkau hingga lapisan akar rumput masyarakat, terutama yang menggantungkan hidup di sektor pertanian, perkebunan, dan peternakan.
“Untuk itu, semua sektor dan lapisan masyarakat harus terus disentuh, misalnya kalangan pedesaan yang mayoritas berpenghidupan di pertanian, perkebunan dan peternakan,” ujar Ricky dalam rilis resminya, Sabtu (19/4/2025).
Program penanaman jagung di Desa Jenggalu menjadi bagian dari strategi percepatan swasembada pangan nasional.
Inisiatif ini digagas oleh Jaringan Pendamping Kebijakan dan Pembangunan (JPKP) dan melibatkan ratusan petani, penyuluh pertanian, pendamping desa, serta pejabat daerah.
Presiden Prabowo, kata Ricky, menunjukkan keseriusannya dengan berbagai kebijakan konkret. Salah satunya adalah instruksi kepada Bulog untuk menyerap jagung dari petani dengan harga pembelian pemerintah (HPP) sebesar Rp5.500 per kilogram.
Tak hanya itu, pemerintah juga mendorong intensifikasi dan ekstensifikasi lahan, serta memperkuat sentra produksi jagung nasional di daerah seperti Bengkulu, NTB, dan Lampung.
Sekretaris Jenderal JPKP, Herlina menegaskan bahwa Desa Jenggalu akan menjadi pilot project swasembada jagung di wilayah Sumatera. Ia menyoroti pentingnya pemanfaatan lahan-lahan bekas HGU (Hak Guna Usaha) yang telah lama tidak produktif.
“Lahan-lahan yang sudah tidak produktif, lanjut dia, harusnya bisa menjadi nilai ekonomis untuk kesejahteraan desa dan rakyat, bukan untuk dimiliki apalagi dikuasai oleh mafia tanah yang merugikan negara,” kata Herlina.
Menurutnya lewat BUMDes dan Koperasi Desa Merah Putih, potensi desa bisa dikelola secara mandiri dan berdampak langsung bagi ekonomi masyarakat.
Program ini juga sejalan dengan semangat 8 Program Hasil Terbaik Cepat (PHTC) yang mendorong hasil nyata dalam waktu singkat.
Dengan melibatkan semua elemen masyarakat, dari pemerintah desa hingga petani, proyek ini diharapkan mampu menciptakan ketahanan pangan yang mandiri dan berkelanjutan. (Ep)
Baca juga : Panen Gunakan Mesin Combine Harvester, Efisien, Maksimal, & Kualitas Gabah Optimal