Gondomar, Portugal – Sabtu pagi (05/07/25), udara di Gondomar, Portugal terasa berat. Bukan karena cuaca, tapi karena duka mendalam yang menyelimuti seluruh kota.
Dua peti jenazah, satu untuk Diogo Jota, Penyerang andalan Liverpool dan Timnas Portugal, dan satu lagi untuk sang adik, André Silva dibawa ke gereja utama dalam prosesi hening namun penuh cinta.
Teriakan suporter tergantikan dengan isak tangis, lagu-lagu kemenangan berubah menjadi doa perpisahan. Diogo Jota dan André Silva telah pergi dalam tragedi memilukan yang membuat dunia sepakbola terkejut.
Ribuan warga memenuhi jalanan Gondomar, kota kecil tempat Jota dan André tumbuh. Gereja yang biasa sunyi, hari itu menjadi saksi kesedihan kolektif dari keluarga, teman, rekan setim, hingga tokoh nasional.
“Kami kehilangan dua anak bangsa. Tapi di tengah kepedihan, cinta semua orang hari ini menunjukkan bahwa mereka akan hidup dalam hati kita selamanya,” ujar Uskup Manuel Linda dalam khotbahnya, khusus ditujukan kepada ketiga anak Jota: Dinis, Duarte, dan Mafalda, seperti dilansir dari Sky Sports.
Cinta yang Terhenti Dalam Sebuah Kecelakaan
Hanya sebelas hari setelah menikah dengan Rute Cardoso, hidup Jota terputus dalam sebuah kecelakaan tragis di Zamora, Spanyol.
Mobil yang ditumpanginya bersama sang adik keluar dari jalan raya dan terbakar, saat dalam perjalanan ke Santander untuk menyeberang ke Inggris.
Menurut laporan resmi Guardia Civil Spanyol yang dikutip oleh El Pais (04/07/25), penyebab kecelakaan masih dalam penyelidikan.
Namun dipastikan bahwa Jota sempat disarankan untuk tidak terbang pasca perawatan, karena mengalami kolaps paru-paru.
Liverpool dan Portugal Menangis Bersama
Liverpool FC hadir dengan formasi utuh: Virgil van Dijk, Andrew Robertson, Alexis Mac Allister, dan pelatih Arne Slot, bersama mantan kapten Jordan Henderson dan James Milner.
Van Dijk dan Robertson membawa bunga dalam bentuk jersey merah dengan nomor punggung 20 (Jota) dan 30 (Silva).

Bintang Portugal seperti Bernardo Silva, Rúben Dias, Bruno Fernandes, Diogo Dalot, hingga pelatih timnas Roberto Martínez juga hadir.
Bahkan Rúben Neves dan João Cancelo, yang baru kalah di final Piala Dunia Antar Klub bersama Al-Hilal, tetap terbang ke Portugal demi memberi penghormatan.
“Hari-hari ini sungguh menyedihkan, tapi kami ingin menunjukkan bahwa kami satu keluarga. Diogo dan André akan selalu bersama kami. Ini adalah momen yang menyatukan seluruh dunia sepakbola,” ujar Roberto Martínez kepada Sky Sports News.
Rute Cardoso, istri Jota, berjalan di belakang peti jenazah sang suami dalam tangis, ditopang oleh saudarinya.
Adegan yang sama terjadi pada Maria Rodrigues, istri André Silva. Para pelayat diberi selebaran misa dengan foto Jota merayakan gol untuk Liverpool, membentuk lambang hati dengan kedua tangan.
Kepala Klub Porto, André Villas-Boas juga hadir, bersama rombongan pemain dari klub masa kecil Jota dan Silva, Gondomar SC, mengenakan warna kuning dan biru.
Klub divisi dua Penafiel tempat Silva bermain datang lengkap, menunjukkan bahwa Andre juga adalah pahlawan bagi tim kecil.
Sementara di luar Stadion Anfield, Liverpool, ratusan karangan bunga, syal, dan jersey ditumpuk sebagai penghormatan untuk Jota.
Doa-doa dari seluruh dunia berdatangan, menunjukkan bahwa kehilangan ini bukan hanya milik Portugal, tapi milik semua pecinta sepakbola.
Jota bukan hanya atlet. Ia adalah simbol kerja keras, keluarga, dan mimpi anak kecil yang menjadi nyata. Ia tidak pergi sendiri.
Ia pergi bersama adik yang juga sahabatnya. Dan dalam kepergian itu, ia membuat seluruh dunia sepakbola bersatu dalam duka dan cinta.
Jota dikenal sebagai pemain penuh semangat, cepat, dan cerdas. Bersama Liverpool, ia mencetak 51 gol dalam 131 pertandingan sejak debutnya di Anfield tahun 2020, menurut data dari Transfermarkt.
Ia juga turut membawa Portugal menjuarai UEFA Nations League 2025, hanya beberapa minggu sebelum ajal menjemput.
Dalam sesi perpisahan, lagu nasional Portugal diputar, diiringi tepuk tangan pelan dari kerumunan. Beberapa suporter melemparkan syal tim nasional dan bunga mawar ke arah peti jenazah.
Di gereja utama Gondomar, suara tangis bercampur doa, menggema seperti kidung luka. You’ll Never Walk Alone, Diogo dan Andre. (VT)
Baca juga :





