Era Surat Tamat! Denmark Hapus Layanan Pos, Bagaimana Nasib Komunikasi Lansia ?

PostNord Hentikan Pengiriman Surat, 2.200 Pekerja Terdampak Digitalisasi

Kopenhagen, DenmarkHerman Moyano, seorang Pengantar Pos veteran, memulai pagi harinya seperti biasa.

Ia menyortir tumpukan surat, paket, dan majalah sebelum berkeliling mengendarai skuter. Namun, dalam beberapa tahun terakhir, ada yang berbeda.

Beban di tasnya semakin ringan, dan surat-surat yang dulu ditunggu kini berganti dengan tagihan dan laporan bank.

“Dulu saya berpikir semua orang menunggu sesuatu, surat spesial, komunikasi spesial, paket spesial,” kenangnya kepada BBC News.

Herman Moyano, Pengantar Pos di Denmark – Foto: Dok. BBC News

Pemandangan ini bukan hanya dirasakan Herman. Ini adalah gejala dari fenomena global yang lebih besar.

PostNord, layanan Pos Nasional Denmark, mengumumkan akan mengakhiri layanan pengiriman surat pada akhir tahun ini. Keputusan ini menandai berakhirnya empat abad tradisi pengiriman surat oleh pemerintah.

Alasan di baliknya sangat jelas: volume surat telah anjlok lebih dari 90% sejak tahun 2000. Dari 1,4 miliar surat, kini hanya tersisa 110 juta tahun lalu yang dilansir oleh PostNord.

Sebagai konsekuensinya, 2.200 posisi di divisi surat yang merugi akan dipangkas. PostNord akan mengalihkan fokus ke bisnis pengiriman paket yang jauh lebih menguntungkan, menciptakan 700 posisi baru sebagai gantinya.

Mesin Penggerak di Balik Perubahan

Denmark dikenal sebagai salah satu negara paling digital di dunia, hanya kalah dari Korea Selatan. Segala korespondensi dengan publik kini dilakukan secara elektronik, dari email hingga pembayaran nirsentuh.

Berdasarkan Indeks Pemerintah Digital OECD 2023, pemerintah Denmark telah menerapkan kebijakan “digital secara default” selama lebih dari satu dekade.

“Kita menghadapi evolusi alami dari masyarakat yang serba digital, mungkin lebih cepat dari negara lain,” ujar Kim Pedersen, Kepala PostNord Denmark. “Di Denmark, kita mungkin lima atau sepuluh tahun lebih maju.”

Selain digitalisasi, melonjaknya biaya perangko juga mempercepat penurunan ini.

Pada 2024, harga perangko PostNord melambung menjadi 29 krone Denmark (sekitar Rp 68.000) per surat, setelah dikenakan pajak PPN 25%. Kenaikan harga ini membuat pengiriman surat menjadi sangat tidak efisien.

Harga perangko PostNord di Denmark melambung – Foto: Dok. BBC News

Masa Depan Surat di Denmark

Keputusan PostNord menciptakan kekhawatiran, terutama bagi para lansia.

Marlene Rishoj Cordes, konsultan senior dari Grup Advokasi Lansia, DaneAge, menyatakan kepada BBC News, “Kebanyakan lansia tinggal di kota-kota kecil dan pedesaan. Ketika tidak banyak kotak pos, mereka akan kesulitan mengirim surat.”

Namun, kekosongan yang ditinggalkan PostNord akan diisi oleh perusahaan swasta, DAO.

Perusahaan ini telah membuktikan diri sebagai kurir pengiriman paket dan majalah yang efisien, bahkan sebuah survei menunjukkan pengiriman DAO lebih cepat daripada PostNord.

Hans Peter Nissen, CEO DAO meyakinkan bahwa perusahaannya akan melayani seluruh rumah tangga, termasuk di pedesaan. DAO menargetkan untuk menangani 30-40 juta surat tambahan setiap tahun.

Meskipun demikian, ada secercah harapan bagi mereka yang masih menghargai surat fisik.

Jette Eiring Williams, seorang warga Kopenhagen, masih mengirim surat kepada putrinya yang berada di luar negeri.

“Saya pikir generasi muda menginginkan perasaan ‘old school’ itu,” katanya. “Dia menyukai sentuhan fisik, bukan hanya email atau teks.”

Pengalaman Denmark ini menjadi cerminan dari masa depan yang mungkin akan dihadapi oleh banyak negara lain. Saat surat fisik terus menurun di seluruh Eropa, keputusan PostNord hanyalah awal dari era baru komunikasi.

Akankah kita melihat akhir total dari surat, atau akankah ia berevolusi menjadi sebuah bentuk seni yang langka dan berharga ? (YA)

banner 400x130

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *