Jakarta — Sebuah suasana penuh kehangatan dan makna menyelimuti Istana Merdeka. Presiden Republik Indonesia, Prabowo Subianto, menyambut kehadiran Presiden Republik Peru, Dina Ercilia Boluarte Zegarra, dalam sebuah kunjungan kenegaraan.
Kunjungan yang tak hanya merayakan lima dekade persahabatan, tetapi juga menghasilkan komitmen kerja sama yang konkret dan cepat. Di hadapan media, Presiden Prabowo menyambut hangat kehadiran Presiden Boluarte.
“Tanggal 12 Agustus, Indonesia dan Peru merayakan hubungan diplomatik yang ke-50. Ini suatu kehormatan yang besar, Yang Mulia datang pada hari yang bersejarah ini,” ucap Presiden Prabowo.
IP CEPA: Perjanjian Cepat, Manfaat Besar
Puncak dari pertemuan ini adalah penandatanganan tiga dokumen strategis, yang salah satunya adalah Perjanjian Kemitraan Ekonomi Komprehensif Indonesia–Peru (IP CEPA).
Perjanjian ini menjadi sorotan utama karena berhasil dirampungkan dalam waktu yang sangat singkat.
“Biasanya perundingan ini memakan waktu bertahun-tahun. Kita, Peru dan Indonesia berhasil dalam 14 bulan kita selesaikan perjanjian ini,” kata Presiden Prabowo.
- Perluasan Akses Pasar: IP CEPA akan memperluas akses pasar dan meningkatkan aktivitas perdagangan kedua negara, dengan kerja sama di semua sektor.
- Mendorong Perekonomian: CEPA diyakini akan memberikan manfaat nyata bagi pelaku usaha dan masyarakat, karena menjadi dasar bagi kerja sama masa depan di bidang investasi, jasa, dan perdagangan elektronik.
“CEPA adalah bukti tekad pemerintah kita untuk mendorong perdagangan lebih bebas dan memperkuat perekonomian,” tutur Presiden Dina Boluarte.

Selain IP CEPA, dua dokumen lain yang ditandatangani menegaskan komitmen kedua negara untuk berkolaborasi di berbagai bidang.
- Deklarasi 50 Tahun Hubungan Diplomatik: Penandatanganan deklarasi bersama ini menjadi simbol tekad kedua negara, untuk memperdalam hubungan bilateral dan mengeksplorasi kerja sama baru.
- Pemberantasan Narkotika: Kemitraan juga diperkuat melalui memorandum saling pengertian antara BNN RI, dan Komisi Nasional untuk Narkoba Peru. Ini adalah langkah konkret untuk memerangi produksi, persiapan, dan perdagangan gelap narkotika yang membahayakan masyarakat.
“Kita sepakat juga kerja sama dalam pemberantasan narkotika, perdagangan ilegal. Ini yang sangat membahayakan kedua negara kita,” ujar Presiden Prabowo.
Persamaan Visi & Dukungan Palestina
Meski terpisah jarak geografis yang jauh, kedua pemimpin menyadari kesamaan mereka sebagai negara Pasifik yang memiliki komitmen sama untuk membangun kesejahteraan rakyat.
Dalam pertemuan yang hangat, keduanya juga membahas isu-isu global, termasuk konflik di Timur Tengah.
Presiden Prabowo menyampaikan apresiasi kepada Pemerintah Peru atas dukungannya terhadap kemerdekaan Palestina.
“Tentang masalah global, kami sangat menghargai sikap Peru yang mendukung kemerdekaan Palestina,” kata Presiden Prabowo, menegaskan bahwa Indonesia dan Peru akan terus bekerja sama untuk mewujudkan solusi dua negara (two-state solution) yang adil dan berkelanjutan.

Dalam keterangannya, Presiden Boluarte juga memuji Indonesia sebagai ekonomi berkembang paling dinamis di Asia dan demokrasi Muslim terbesar di dunia, yang telah menjadi mitra dagang penting bagi Peru.
“Perdagangan bilateral kita memiliki dinamika dan potensi yang luas, menjadikan Indonesia mitra dagang terbesar keenam Peru di Asia,” ujarnya.
Lawatan Presiden Dina Boluarte ini menandai sebuah babak baru dalam hubungan Indonesia-Peru.
Di tengah perayaan lima dekade persahabatan, kedua negara berhasil menegaskan komitmen mereka untuk terus bekerja sama, tidak hanya dalam bidang ekonomi, tetapi juga dalam upaya bersama menciptakan perdamaian dan keadilan global.
Ini adalah momentum positif yang diharapkan akan membawa kemitraan strategis kedua negara ke tingkat yang lebih tinggi di masa depan. (Nr)





