Inovasi Arab Saudi! Cuaca Tak Bisa Dikendalikan, Tapi Kini Bisa “Diajak Bicara”

Kecerdasan Buatan Hingga Radar Canggih Dilibatkan Untuk Pantau Cuaca di Mekkah, Madinah dan Sekitarnya Selama Musim Haji

Mekkah, Arab Saudi – Di tengah gelombang jutaan umat Muslim yang memadati tanah suci, ada kerja sunyi yang tak terlihat, namun sangat krusial.

Tahun ini, Pemerintah Arab Saudi melalui National Centre of Meteorology (NCM) menerapkan sistem pemantauan cuaca paling komprehensif sepanjang sejarah penyelenggaraan Ibadah Haji.

Bukan hanya untuk prediksi, tapi untuk menjamin keselamatan para jamaah di tengah cuaca ekstrem yang kerap datang tiba-tiba.

18 Titik Pemantauan Cuaca

Pemerintah Arab Saudi melalui NCM sudah membuat 18 lokasi pemantauan cuaca, diantaranya adalah :

  • 16 stasiun cuaca otomatis dipasang di area Mekkah dan titik-titik vital ibadah haji seperti Mina, Arafah, dan Muzdalifah.
  • 2 observatorium manual dioperasikan di Mina dan Arafat untuk memperkuat pengawasan langsung.
  • Di Madinah, 6 stasiun otomatis dan 1 observatorium manual di Bandara Madinah turut beroperasi.
  • Radar cuaca utama diaktifkan di Madinah dan didukung oleh 3 radar tambahan di Jeddah, Taif, dan Yanbu.
  • Semua ini memungkinkan NCM untuk mengeluarkan 1.920 buletin cuaca setiap jam secara real-time.

“Sistem ini sangat penting untuk meminimalisir risiko cuaca ekstrem, yang bisa mengganggu atau membahayakan proses ibadah jamaah,” ujar Ayman Ghulam, Direktur Jenderal NCM, dikutip dari Saudi Press Agency (SPA).

Teknologi AI di Balik Komunikasi Darurat

NCM juga mendirikan Pusat Media dan Komunikasi Khusus di Mina. Fasilitas ini tak hanya menyampaikan informasi cuaca, tetapi juga memberikan pesan keselamatan dalam berbagai bahasa.

Semua Fasilitas itu menggunakan tenaga Artificial Intelligence (AI), untuk prediksi yang lebih akurat.

Bukan itu saja, Imaging technologies mutakhir juga melalui proses analisa visual yang mendalam, seperti sistem yang bisa menjangkau petugas dan jamaah secara luas lewat pesan digital, aplikasi mobile, dan pengeras suara

“Kami ingin jamaah haji merasa aman dan tenang. Informasi harus sampai dengan cepat, tepat, dan bisa dipahami semua orang , bahkan mereka yang tidak berbahasa Arab,” terang Khalid Al-Qahtani, Kepala Divisi Komunikasi Publik NCM.

Cuaca ekstrem di kawasan gurun bisa berubah dalam hitungan menit. Suhu bisa menembus 45°C, badai pasir bisa muncul tiba-tiba.

Tahun-tahun sebelumnya, kasus heatstroke atau kecelakaan akibat badai pernah mencoreng pelaksanaan ibadah.

Dengan sistem baru ini, pengambilan keputusan bisa dilakukan lebih cepat, baik untuk evakuasi, penyesuaian jadwal ibadah, atau penyebaran informasi.

Menurut data World Health Organization (WHO), lebih dari 2.000 jamaah mengalami gangguan kesehatan akibat cuaca ekstrem saat musim Haji 2023.

Bahkan  NCM juga mencatat bahwa peringatan dini berbasis AI, mampu mengurangi risiko kecelakaan hingga 70% selama simulasi operasional musim Haji 2024.

Melalui penggabungan teknologi, pengawasan intensif, dan komunikasi cerdas, Arab Saudi memperlihatkan keseriusannya dalam menjaga keselamatan jamaah.

Haji bukan sekadar ritual spiritual, namun juga operasi logistik, kemanusiaan, dan kini, teknologi tinggi. Langit memang tak bisa dikendalikan, tetapi sekarang ia “bisa diajak bicara.” (YA)

Baca juga :

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *