Israel Gempur Gaza Lewat Serangan Darat Terbesar, 103 Tewas!

Rumah Sakit Utama di Gaza Utara Ditutup, Warga Mengungsi Massal, Hamas dan Israel Saling Menyalahkan

Gaza, Palestina — Israel melancarkan operasi darat besar-besaran terbaru di Jalur Gaza, bersamaan dengan serangan udara intensif, menurut laporan Rumah Sakit Gaza dan tim medis.

Peristiwa tersebut telah menewaskan sedikitnya 103 orang, termasuk puluhan anak-anak, sejak Sabtu (17/05/25)  hingga Minggu (18/05/25) waktu setempat.

Serangan terbaru ini menandai serangan darat terbesar Israel, sejak mencabut gencatan senjata pada Maret lalu. Target utama Israel adalah menguasai wilayah baru, dan memaksa ratusan ribu warga Palestina yang mengungsi.

Rumah Sakit Indonesia di Gaza Utara yang sebelumnya menjadi tumpuan layanan medis terakhir di kawasan tersebut, terpaksa ditutup total akibat pengepungan militer Israel dan baku tembak intensif di sekitarnya.

Militer Israel mengonfirmasi operasi ini mencakup wilayah utara dan selatan Gaza, namun tidak menjelaskan apakah terdapat zona aman bagi warga sipil.

Dilansir dari AP News, dalam pernyataannya, Israel menyebut telah menargetkan lebih dari 670 titik, dan membunuh puluhan militan selama serangan pendahuluan pekan lalu.

Namun, jumlah korban sipil yang terus bertambah memperburuk kondisi kemanusiaan di wilayah tersebut, diantaranya :

  • Di Khan Younis, Gaza bagian selatan, serangan udara menewaskan lebih dari 48 orang termasuk 18 anak dan 13 perempuan, menurut Rumah Sakit Nasser.
  • Di Jabaliya, Gaza utara, satu serangan menghancurkan rumah sebuah keluarga, menewaskan 9 anggota keluarga, dan serangan lainnya menewaskan 10 orang, termasuk 7 anak-anak dan seorang perempuan.

Militer Israel belum memberikan komentar atas laporan korban tersebut. Namun, pihaknya menyalahkan Hamas atas jatuhnya korban sipil, karena kelompok itu disebut beroperasi di area permukiman.

Gencatan Senjata Masih Buntu

Israel menekan Hamas untuk menyetujui gencatan senjata sementara, yang akan memungkinkan pembebasan sandera.

Namun, Hamas menolak jika syaratnya tidak mencakup penarikan penuh pasukan Israel dan penghentian perang secara permanen.

“Kalau Yahudi ingin damai, Hamas menolak. Kalau Hamas ingin damai, Yahudi menolak. Dua-duanya sepakat memusnahkan rakyat Palestina,” kata Abu Mohammad Yassin kepada Associated Press,

Abu Mohammad Yassin  adalah warga Jabaliya yang mengungsi dengan gerobak keledai. “Demi Tuhan, kasihanilah kami. Kami lelah terusir.”

Foto : Dok. Turkiye Today

Gaza Semakin Terisolasi

Sebelum melancarkan operasi ini, Israel memutus pasokan makanan, obat-obatan, dan bantuan lainnya ke Gaza.

Blokade ini sudah memasuki bulan ketiga, sementara ahli keamanan pangan global memperingatkan adanya ancaman kelaparan massal bagi lebih dari dua juta penduduk.

Menurut Kementerian Kesehatan Gaza :

  • Hampir 3.000 orang tewas sejak akhir gencatan senjata Maret lalu
  • Total lebih dari 53.000 warga Palestina meninggal sejak perang dimulai 7 Oktober 2023
  • Sebagian besar korban adalah perempuan dan anak-anak

Baca juga :

Perlawanan Internal & Houthi

Di tengah perang berkepanjangan, frustrasi publik di Israel meningkat. Sebagian warga menolak wajib militer meskipun terancam hukuman penjara.

Lainnya menggelar aksi protes dengan membawa foto anak-anak Palestina yang tewas, mendesak adanya kesepakatan damai dan pembebasan sandera.

Di tengah eskalasi ini, militer Israel juga mengklaim telah menggagalkan serangan rudal balistik yang diluncurkan dari Yaman oleh pemberontak Houthi yang didukung Iran.

Pemberontak mengaku menargetkan bandara utama Israel di Tel Aviv, sebagai bentuk dukungan terhadap rakyat Palestina.

Israel tak masuk dalam kesepakatan terbaru AS untuk menghentikan serangan terhadap posisi Houthi, yang disepakati agar pemberontak menghentikan gangguan terhadap kapal-kapal dagang AS di Laut Merah.

Saat perundingan di Qatar terus berlangsung tanpa titik terang, harapan akan gencatan senjata kian tipis. Sementara itu, korban jiwa terus berjatuhan dan krisis kemanusiaan di Gaza mencapai titik kritis. (YA)

Baca juga : 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *