Disematkan Cincin Nelayan, Paus Leo XIV Resmi Dilantik

Dalam Misa Inagurasi di Vatikan, Paus Leo XIV serukan persatuan, kasih tanpa syarat, dan semangat misi Gereja di tengah dunia yang terpecah.

Vatican City — Lebih dari 100.000 peziarah, pemimpin dunia, dan perwakilan lintas agama yang terdiri dari  delegasi agama Yahudi, Islam, Hindu, Buddha, Sikh, Zoroaster, hingga Jainisme memadati Lapangan Santo Petrus pada Minggu, 18 Mei, menyaksikan sejarah baru ketika Paus Leo XIV secara resmi memulai pelayanan Petrusnya dalam Misa Inagurasi yang penuh makna.

Berdasarkan pantauan Vatikan News, Paus Leo XIV kerap menegaskan bahwa kasih dan persatuan adalah inti dari misi Gereja, sebagaimana diwariskan kepada Santo Petrus oleh Yesus Kristus.

“Aku datang kepada kalian sebagai saudara, yang ingin menjadi pelayan bagi iman dan sukacita kalian,” ujar Paus Leo XIV dengan suara bergetar, “dan bersama-sama kita berjalan di jalan kasih Tuhan, karena Ia menghendaki kita bersatu dalam satu keluarga.”

Melalui ritus liturgi penuh simbol dan warisan suci Gereja, dunia menyaksikan awal pelayanan Petrus dari pemimpin baru umat Katolik sejagat.

Perayaan itu bukan sekadar seremoni keagamaan, melainkan perwujudan ikatan historis dan spiritual antara Paus dan Rasul Petrus, martir yang darahnya menjadi benih Gereja Roma.

Dua lambang utama warisan kepausan diserahkan dalam momen ini, yaitu Pallium dan Cincin Nelayan, masing-masing menyimbolkan tugas menggembalakan umat dan wewenang rohani sebagai penerus Petrus.

Makna Simbolik : Pallium dan Cincin Nelayan

Pallium, selempang wol domba yang dikenakan di atas kasula, mencerminkan citra Yesus sebagai Gembala Baik. Selempang ini memiliki enam salib hitam serta tiga pin yang mewakili paku penyaliban Kristus, mengingatkan umat pada panggilan Petrus untuk menggembalakan domba-domba Tuhan.

Sementara Cincin Nelayan, cincin kepausan dengan simbol jaring dan perahu, melambangkan mandat Petrus untuk menjadi penjala manusia, serta otoritas iman untuk meneguhkan saudara-saudarinya.

Dari Makam Santo Petrus Menuju Altar

Prosesi dimulai di dalam Basilika, ketika Paus Leo XIV berdoa di depan makam Santo Petrus. Dua diakon membawa Pallium, Cincin Nelayan, dan Kitab Injil menuju altar di luar basilika, menandai transisi dari makam martir menuju misi penggembalaan universal.

Sementara Laudes Regiae nyanyian pujian Latin kuno bergema di udara, Paus berjalan menuju altar diiringi para patriark Gereja Timur.

Tapestri besar bergambar mukjizat tangkapan ikan menghiasi gerbang basilika, merepresentasikan dialog Yesus dengan Petrus: “Gembalakanlah domba-domba-Ku.”

Liturgi Sabda dan Pengukuhan Tugas Petrus

Bacaan dari Kisah Para Rasul dan Surat Petrus mempertegas bahwa gereja dibangun di atas batu karang, yakni Petrus.

Dilansir dari Vatican News, Injil Yohanes tentang Yesus yang tiga kali bertanya kepada Petrus “Apakah engkau mengasihi Aku?” menjadi pusat liturgi hari itu.

Tiga kardinal dari berbagai benua menyerahkan simbol pelayanan kepada Paus:

  • Satu mengenakan Pallium
  • Satu memanjatkan doa pengurapan
  • Satu lagi menyerahkan Cincin Nelayan
  • Sebagai penutup, doa khusus kepada Roh Kudus dipanjatkan agar Paus dipenuhi kekuatan dan kelembutan dalam menjaga kesatuan umat.

Ritus Ketaatan dan Doa Universal

12 wakil umat dari seluruh dunia maju memberikan janji kesetiaan kepada Paus. Doa dikumandangkan dalam berbagai bahasa, Portugis, Arab, Mandarin, Prancis, dan Polandia, mewakili sifat katolik (universal) Gereja.

Dengan kidung “Tu es pastor ovium” (Engkau adalah Gembala domba-domba), perayaan memasuki bagian Ekaristi.

Paus memanjatkan Doa Syukur Agung pertama dan menyampaikan doa agar dirinya dan seluruh umat yang dipercayakan kepadanya dilindungi dan diselamatkan oleh Tuhan.

Menjelang akhir perayaan, Paus Leo XIV menyampaikan pesan singkat dan memimpin doa Regina Caeli, lalu memberikan berkat apostolik agung, memohon agar Tuhan menjaga “kebun anggur”-Nya yakni Gereja dalam damai dan keselamatan.

Perayaan pelantikan ini tidak hanya menandai dimulainya masa kepemimpinan baru di Vatikan, namun juga merefleksikan jalinan erat antara iman, tradisi, dan harapan.

Ritus agung ini menjadi pengingat bahwa dalam dunia yang terus berubah, Gereja Katolik tetap berpijak pada warisan Petrus yang kokoh—dan kini diteruskan oleh Paus Leo XIV.

Pemimpin Dunia Hadir Di Vatikan

Berdasarkan Laporan AP News Acara pelantikan ini turut dihadiri oleh sejumlah pemimpin dunia, termasuk Wakil Presiden Amerika Serikat JD Vance dan Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky. Kehadiran mereka menegaskan pentingnya peran Vatikan dalam lanskap geopolitik dan moral global.

Pelantikan ini juga menandai dimulainya era baru dalam kepemimpinan Gereja Katolik, di tengah tantangan global seperti konflik, krisis iman, dan perpecahan internal. Paus Leo XIV diharapkan mampu menghadirkan pembaruan dan menjembatani perbedaan yang ada di dalam komunitas Katolik.(YA)

Baca juga : 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *