Amsterdam, Belanda – Di antara ribuan benda seni dan artefak bersejarah yang memenuhi koridor Rijks Museum, Amsterdam, sebuah temuan tak biasa berhasil mencuri perhatian dunia.
Bukan permata atau lukisan mahakarya, melainkan sebuah kondom berusia hampir 200 tahun yang kini dipamerkan dalam kondisi “mint condition” sebagai bagian dari pameran bertema sejarah seksualitas abad ke-19.
Artefak unik ini diyakini berasal dari tahun 1830 dan terbuat dari usus domba, bahan yang umum digunakan untuk alat kontrasepsi pada era tersebut.
Dilansir dari BBC News, yang membuatnya benar-benar langka dan menarik adalah ilustrasi yang tercetak di permukaannya, yaitu sebuah parodi visual.
Parodi yang secara historis menggambarkan dan merefleksikan kritik sosial, terhadap moralitas dan norma pada masa itu.
Detail Historis yang Menggelitik
Temuan ini menawarkan serangkaian fakta menarik yang membuka jendela ke masa lalu:
- Material: Terbuat dari usus domba, material organik yang umum sebelum penggunaan lateks mendominasi.
- Ilustrasi: Parodi visual dengan tulisan “Voilà mon choix” (Inilah pilihanku), sebuah rujukan pada mitologi Judgement of Paris.
- Asal-usul: Diyakini sebagai suvenir mewah dari sebuah rumah bordil kelas atas di Prancis, menunjukkan bagaimana barang-barang semacam ini bisa menjadi bagian dari budaya populer.
- Tahun Pembuatan: Diperkirakan sekitar tahun 1830.
- Kondisi: Tidak pernah digunakan, terbukti melalui pemeriksaan sinar UV, menambah nilai historisnya sebagai artefak yang ‘utuh’ dari masanya.

Kepala Kurator Rijks Museum, Joyce Zelen menceritakan momen menarik saat ia dan koleganya menemukan artefak ini di sebuah lelang.
“Kami tertawa saat pertama kali melihatnya. Tidak ada orang lain yang menyadarinya, dan kami satu-satunya yang menawar,” kata Zelen dalam wawancara dengan BBC News.
Setelah memenangkan lelang, tim museum melakukan verifikasi ketat menggunakan sinar UV untuk memastikan bahwa kondom itu tidak pernah digunakan.
Hasilnya membenarkan dugaan mereka, menunjukkan bahwa artefak ini memang terawat dengan sangat baik.
Jendela Sejarah Kesehatan Masa Lalu
Zelen menjelaskan, benda ini jauh lebih dari sekadar barang koleksi, ia adalah representasi penting dari dinamika sosial abad ke-19.
Artefak ini menggambarkan ketegangan antara keinginan dan kebutuhan manusia dengan ketakutan akan penyakit menular, yang pada masa itu sangat mematikan dan belum memiliki pengobatan efektif.
Menurut Sejarawan Budaya University of Amsterdam, Paul Van Tricht, kehadiran artefak seperti ini sangat membantu kita memahami bahwa seksualitas bukanlah topik yang baru muncul atau tabu yang statis.
Sebaliknya, ia selalu menjadi bagian dari dinamika sosial dan budaya yang terus berkembang sepanjang sejarah.
“Kondom ini bukan hanya perlindungan fisik, tapi juga artefak sosial dan politik,” ujarnya kepada Dutch Historical Review.
Penemuan ini juga memberikan perspektif baru, tentang bagaimana masyarakat zaman dulu menghadapi isu-isu yang masih relevan hingga kini.
Sejak dipamerkan, Rijks Museum dibanjiri pengunjung dari berbagai kalangan dan usia, menunjukkan daya tarik universal dari pameran sejarah yang disajikan dengan cara yang unik.
Pameran ini akan berlangsung hingga akhir November 2025. Pihak museum bahkan menyatakan kesediaan untuk meminjamkannya ke institusi lain, meskipun dengan catatan khusus mengingat kerapuhan dan nilai historisnya.
Peninggalan mungil namun sarat makna ini mengingatkan kita bahwa di balik setiap benda bersejarah, ada cerita tentang kehidupan, budaya, dan bagaimana manusia di masa lalu seperti kita sekarang.
Artefak ini adalah jendela kecil yang mengajarkan kita tentang evolusi masyarakat, dan pentingnya kesehatan serta dialog terbuka tentang isu-isu yang seringkali dianggap sensitif. (YA)