OSLO/CARACAS – Suara keraguan bercampur sukacita tak tertahankan terdengar dari rekaman video singkat.
“Saya tidak percaya! Ya Tuhan!” ujar María Corina Machado, politisi oposisi Venezuela yang selama setahun terakhir hidup dalam persembunyian, sesaat setelah menerima kabar mengejutkan: Ia adalah peraih Nobel Perdamaian tahun ini.
Penghargaan bergengsi dari Norwegia ini menjadi pengakuan global atas “perjuangan gigih” Machado (58) untuk menyelamatkan negara Amerika Selatan itu dari cengkeraman “negara otoriter yang brutal.”
Machado, seorang konservatif yang sering dijuluki ‘Wanita Besi’ Venezuela, dipuji karena menjaga “api demokrasi tetap menyala di tengah kegelapan yang tumbuh.”
Di Balik Bayang-Bayang Kekuasaan: Kemenangan yang Dicuri
Nobel ini datang lebih dari setahun setelah Pemilu Presiden Venezuela Juli 2024, di mana gerakan politik Machado secara luas diyakini telah mengalahkan Presiden Nicolás Maduro.

Meskipun Machado dilarang mencalonkan diri oleh Mahkamah Agung pro-rezim, ia berhasil menggalang dukungan masif untuk sekutunya, mantan diplomat Edmundo González.
- Pukulan Telak bagi Maduro: Komite Nobel secara eksplisit menyinggung momen ini, memuji dorongan “inovatif dan berani, damai dan demokratis” dari oposisi, namun menyayangkan bahwa rezim “menolak menerima hasil pemilu, dan berpegangan pada kekuasaan.”
- Hidup dalam Persembunyian: Setelah hasil pilpres, Maduro melancarkan tindakan keras politik yang memaksa González diasingkan dan Machado harus hidup di bawah tanah. Sebelumnya, dalam salah satu penampilan publik terakhirnya di Caracas, Machado yakin kekuasaan Maduro tinggal menunggu waktu. “Saya akan mengatakan kepergiannya tidak dapat diubah,” katanya kepada The Guardian.
Respons Pemenang dan Dampak Global
Reaksi pertama Machado direkam dalam video yang diunggah sekutunya, González. Mendengar kabar itu, González membalas dengan kalimat spontan, “Luar biasa!”
Sementara itu, Kristian Berg Harpviken, direktur Institut Nobel Norwegia, berhasil membangunkan Machado dengan berita tersebut.
“Saya tidak punya kata-kata… Tapi saya harap Anda mengerti bahwa… Saya hanyalah satu orang, saya yakin tidak pantas menerima ini,” kata Machado, terkejut total.

Melalui unggahan di media sosial X, Machado mendedikasikan hadiah itu kepada “rakyat Venezuela yang menderita dan kepada Presiden Trump atas dukungan tegasnya terhadap perjuangan kami!“
Ia menambahkan, penghargaan itu adalah “dorongan untuk menyelesaikan tugas kami: menaklukkan kebebasan.”
Suara Sahabat dan Analisis Perlindungan
Bagi rekan-rekan seperjuangan, penghargaan ini juga dilihat sebagai perisai. Pedro Mario Burelli, seorang politisi oposisi dan sahabat Machado, mengatakan bahwa penghargaan ini sekarang “benar-benar melindunginya.”
- “Dia Sekarang Antipeluru”: Burelli berpendapat bahwa biaya untuk menargetkan Machado kini akan “tak tertahankan” bagi rezim Maduro. “Sekarang, saya pikir dia antipeluru.”
- Kemarahan Rezim: Christopher Sabatini, seorang peneliti senior tentang Amerika Latin di Chatham House, meyakini Maduro akan sangat marah dengan keputusan Komite Nobel. “Pertanyaannya adalah, apa sekarang? Apakah ini akan memicu demonstrasi publik yang mendukung María Corina Machado yang [menimbulkan] semacam tekanan publik pada pemerintah? Mungkin,” ujarnya.
Komite Nobel menutup pernyataannya dengan memberikan penghormatan kepada Machado sebagai “salah satu contoh paling luar biasa dari keberanian sipil di Amerika Latin dalam beberapa waktu terakhir.”
Sebuah pengakuan bagi sosok yang berupaya menyatukan jutaan keluarga Venezuela yang terpisah oleh krisis ekonomi dan politik. (YA)





