Mengapa Puluhan Juta Warga Henan ‘Diisolasi’ dari Internet Dunia ?

Akses ke 4,2 Juta Situs Diblokir, Imbas Tembok Api Henan, China

Henan, China – Bayangkan hidup di sebuah provinsi dengan puluhan juta penduduk, namun akses internet yang selama ini dipakai tiba-tiba menyusut drastis.

Ini bukan fiksi ilmiah, melainkan kenyataan pahit yang dihadapi warga Henan, salah satu provinsi terpadat di China. Sebuah studi terbaru mengungkap adanya ‘Tembok Api Regional’ yang jauh lebih ketat, menjepit Henan dalam cengkeraman sensor internet yang belum pernah terjadi sebelumnya.

Awal Mula Kecurigaan

Bermula dari bisikan-bisikan di dunia maya. Pengguna internet di Henan mulai melaporkan kejanggalan, situs web yang bisa diakses di provinsi lain di China, tiba-tiba tak bisa dibuka di Henan.

Keanehan ini menarik perhatian para peneliti dari Great Firewall Report, sebuah platform pemantau sensor internet yang berafiliasi dengan University of Massachusetts Amherst dan Stanford University.

  • Penyelidikan Mendalam : Para peneliti tidak tinggal diam. Mereka mulai membeli server dari penyedia cloud internet untuk menguji lalu lintas internet dari lokasi di Henan.
  • Jutaan Domain Terblokir : Dengan menguji satu juta domain teratas setiap hari antara November 2023 dan Maret 2025 (dengan jeda beberapa bulan di tahun 2024), hasilnya sungguh mencengangkan.
  • Angka yang Mengejutkan: “Tembok Api Henan” memblokir hampir 4,2 juta domain pada suatu waktu selama periode penelitian. Angka ini lima kali lebih banyak dari sekitar 741.500 domain yang diblokir oleh Tembok Api Nasional Tiongkok yang sudah terkenal itu.

Mengapa Henan ? Misteri di Balik Sensor Regional

Dilansir dari The Guardian, temuan ini sangat “mengkhawatirkan,” demikian para peneliti  dari University of Massachusetts Amherst dan Stanford University menyebutnya.

Pasalnya, Henan bukanlah wilayah yang secara tradisional dianggap sangat “gelisah” oleh pemerintah Tiongkok, tidak seperti Xinjiang atau Tibet yang sudah lama berada di bawah pengawasan ketat.

Lantas, apa yang membuat Henan menjadi target sensor yang lebih ketat ?

  • Protes Keuangan sebagai Pemicu ? : Para peneliti berspekulasi bahwa gelombang protes terkait keuangan yang melanda Henan dalam beberapa tahun terakhir bisa jadi penyebabnya.
    • Pada tahun 2022, ribuan orang di Henan berdemonstrasi setelah mereka diblokir untuk menarik uang tunai dari rekening bank mereka.
    • Situasi memanas ketika para demonstran melaporkan bahwa kode kesehatan seluler mereka, bagian dari langkah-langkah pengendalian pandemi, berubah menjadi merah, mencegah mereka bepergian atau memasuki gedung. Lima pejabat kemudian dihukum karena menyalah-gunakan sistem kode kesehatan untuk meredam protes.
  • Target Situs Bisnis : Menariknya, domain yang secara khusus diblokir di Henan sebagian besar berasal dari situs web terkait bisnis. Ini memperkuat dugaan bahwa pembatasan informasi ekonomi mungkin menjadi motif di balik pengawasan ekstra.

Peran AI Ibarat Pedang Bermata Dua

Kemajuan pesat dalam kecerdasan buatan (AI) di Tiongkok, menjadi pedang bermata dua dalam pertarungan antara para sensor dan mereka yang ingin menghindarinya.

Kementerian Keamanan Publik (MPS) Tiongkok baru-baru ini meluncurkan alat pengawasan baru yang dapat memantau orang yang menggunakan VPN (Virtual Private Network), perangkat lunak yang memungkinkan orang melewati firewall internet.

Institut penelitian MPS juga memamerkan alat yang diklaim dapat memantau akun di Telegram, sebuah aplikasi perpesanan, dan telah mengumpulkan lebih dari 30 miliar pesan.

Namun, AI juga menawarkan harapan. Seperti yang diungkapkan oleh Mingshi Wu, penulis utama studi Henan (yang menggunakan nama samaran untuk melindungi identitasnya) kepada The Guardian.

“Di satu sisi, AI dapat dimanfaatkan untuk menciptakan alat sensor dan pengawasan yang lebih canggih, adaptif, dan efisien. Di sisi lain, AI juga membuka peluang baru bagi mereka yang ingin memahami dan menghindari sensor. Misalnya, AI dapat membantu mengembangkan alat pengujian yang lebih gesit untuk mendeteksi sensor.”

Studi ini menyoroti tren yang mengkhawatirkan, munculnya sensor regional di Tiongkok, bahkan di provinsi yang tidak dianggap “gelisah” secara tradisional.

Apakah kendali ini diberlakukan oleh pemerintah daerah Henan atau pemerintah pusat di Beijing, masih belum dapat dipastikan oleh para peneliti.

Namun, satu hal yang jelas, bagi puluhan juta warga Henan, akses terhadap informasi kini menjadi lebih terbatas dari sebelumnya.

Fenomena ini adalah pengingat nyata akan kompleksitas dan evolusi pengawasan internet di China, dimana setiap kemajuan teknologi membawa serta tantangan baru bagi kebebasan informasi.(YA)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *